NATO Luncurkan Kurikulum Referensi Anti Terorisme
HIDAYATUNA.COM – Melalui situs resminya, organisasi keamanan internasional NATO melaporkan telah meluncurkan Kurikulum Referensi Counter-Terorisme (CTRC) yang pertama pada Jumat, 12 Juni 2020.
Kurikulum Referensi Kontra-Terorisme NATO adalah hasil kerja sama erat antara Program Peningkatan Pendidikan Pertahanan (DEEP) dan Bagian Kontra-Terorisme NATO, serta Kemitraan untuk Perdamaian Konsorsium.
Dilansir dari website NATO kurikulum tersebut disusun oleh lebih dari 100 pakar dari berbagai negara di lima benua, termasuk dari Tunisia, Yordania, dan Mauritania, serta beberapa organisasi internasional yang berkontribusi baik dalam proses penulisan, penyusunan, dan pengeditan hasil akhir dari kurikulum.
NATO berharap Kurikulum Referensi Kontra-Terorisme itu kedepan dapat mendukung negara-negara mitra dalam meningkatkan kapasitas mereka untuk mengembangkan keterampilan nasional dan meningkatkan strategi kontra-terorisme.
“Tantangan keamanan seperti terorisme tidak berkurang karena pandemi global. Terorisme merusak keselamatan kita dan nilai-nilai yang menopang dan menginspirasi masyarakat kita. Aliansi berkomitmen untuk mengatasi ancaman ini dengan semua cara yang tersedia. Mendukung peningkatan kesadaran, memperkuat ketahanan dan membangun kapasitas anti-terorisme baik dari Sekutu maupun mitra adalah bagian dari upaya ini, dan CTRC sangat sesuai dengan tujuan-tujuan ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang membantu membuat Kurikulum ini mungkin, termasuk PBB, Uni Eropa dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE),” kata Asisten Sekretaris Jenderal NATO untuk Tantangan Keamanan Berkembang, Antonio Missiroli, dalam acara peluncuran kurikulum, dikutip hidayatuna.com, Sabtu (13/6/20).
Kurikulum yang diluncurkan NATO ini juga akan berfungsi sebagai dokumen referensi untuk memenuhi persyaratan lembaga pendidikan pertahanan negara mitra dan akan memberikan panduan bermanfaat untuk program-program NATO yang relevan yang ada. Dengan mengambil contoh-contoh sejarah, CTRC memberikan tinjauan umum tentang ideologi, motivasi dan metode teroris, serta praktik-praktik kontra-terorisme kontemporer dan proyeksi masa mendatang atau masa depan yang potensial.
Negara mitra nantinya dapat mengambil manfaat secara signifikan dengan menggunakan CTRC untuk pengembangan pelatihan khusus mereka sendiri tentang Penanggulangan Terorisme. Dukungan ini akan diberikan dan difasilitasi dalam kerangka Program Peningkatan Pendidikan Pertahanan NATO (DEEP).
Asisten Sekretaris Jenderal NATO untuk Operasi John Manza mengatakan bahwa pihaknya juga telah mempertimbangkan pelatihan jarak jauh mengingat masih berlangsungnya masa pandemi Covid-19.
“Mengingat pandemi COVID-19, dan mencerminkan tren jangka panjang lainnya, NATO juga akan bekerja untuk mengimplementasikan Kurikulum Referensi Penanggulangan Terorisme sebagai kursus jarak jauh, tersedia untuk semua mitra yang ingin menggunakannya di lembaga mereka. Mendukung mitra kita dengan cara ini membuat kita semua lebih kuat dalam menghadapi ancaman bersama. ” (AS/Hidayatuna.com)