Nasehat Imam Syafi’i kepada Anak Muda: Pilar-Pilar Kebijaksanaan dan Keberhasilan

 Nasehat Imam Syafi’i kepada Anak Muda: Pilar-Pilar Kebijaksanaan dan Keberhasilan

Imam Syafii (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Sebagai salah satu dari empat imam besar dalam mazhab Islam, Imam Syafi’i merupakan sosok yang dihormati dan dikenang sepanjang masa. Beliau dikenal karena keilmuannya yang mendalam dan nasehat-nasehat bijaknya yang abadi.

Dalam era modern yang penuh tantangan ini, nasehat-nasehat beliau masih sangat relevan, terutama bagi anak muda yang sedang merintis jalan hidup mereka. Nasehat-nasehat penting dari Imam Syafi’i dapat menjadi panduan bagi generasi muda dalam mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.

Imam Syafi’i sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Beliau  mengatakan bahwa;

العِلْمَ نُوْرُ ، وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

 Artinya: Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.

Pesan ini mengandung makna bahwa ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga dan harus diperoleh dengan cara yang baik. Anak muda perlu memahami bahwa untuk mencapai keberhasilan, baik di dunia maupun di akhirat, mereka harus mengejar ilmu dengan sungguh-sungguh dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak terpuji.

Ilmu pengetahuan adalah kunci utama untuk membuka berbagai pintu kesempatan. Dengan ilmu, seseorang dapat memahami dunia dan seisinya dengan lebih baik, membuat keputusan yang bijaksana, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, anak muda harus mengutamakan pendidikan dan terus belajar sepanjang hayat.

Imam Syafi’i juga mengajarkan tentang pentingnya kesabaran dan ketekunan. Dalam perjalanan hidup, tidak ada yang instan. Kesuksesan membutuhkan usaha keras dan ketekunan. Beliau pernah berkata;

فَمَنْ لَمْ يَذُقْ مُرَّ التَعَلُّمِ سَاعَةً ، تَجَرَّعَ ذُلَّ الجَهْلِ طُوْلَ حَياتِهِ

Artinya: Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan.

Nasehat ini menekankan bahwa proses belajar memang tidak mudah dan seringkali melelahkan, namun hasilnya sangat berharga. Anak muda sering kali terburu-buru ingin meraih kesuksesan tanpa memahami bahwa proses adalah bagian penting dari pencapaian itu sendiri.

Kesabaran dalam menghadapi rintangan dan ketekunan dalam berusaha adalah dua hal yang harus dimiliki oleh setiap individu yang ingin sukses. Mereka harus siap menghadapi kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan terus bangkit untuk mencoba lagi.

Nasehat Imam Syafi’i yang tidak kalah penting adalah mengenai korelasi antara ilmu, akhlak dan moral. Beliau berkata;

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْم ،  وَمَنْ أَرَادَ الأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

 Artinya: Barangsiapa yang menginginkan (kebahagian) dunia hendaknya ia dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, hendaknya ia dengan ilmu dan barangsiapa yang menginginkah kebahagian keduanya, hendak ia dengan ilmu.

مَنْ وَعَظَ أخَاهُ سِرًّا فقد نَصَحَه وزَانَه ، ومَنْ وَعَظَهُ عَلانِيَةً فَقَدْ فَضَحَهُ وشَانه

Artinya: Barangsiapa menasehati saudaranya ketika sendirian berarti ia mencintainya, barangsiapa menasehatinya dalam keramaian berarti ia membongkar aib dan mengkhianatinya.

Kata-kata diatas mengisyarakatkan seseorang jikalau hendak nasehat kepada orang lain, maka diharuskan mengedepankan akhlak daripada ilmu yang dimiliki. Akhlak yang baik adalah fondasi utama dalam membangun kehidupan yang harmonis dan bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain.

Dengan akhlak yang baik, mereka akan dihormati dan dipercaya oleh orang lain, sehingga membuka lebih banyak peluang untuk sukses. Akhlak yang baik menandakan kapasitas seseorang dalam pemahaman ilmu yang ia miliki.

Karena seseorang yang benar-benar berilmu adalah dia yang benar-benar paham dan mengerti tentang akhlak. Anak muda harus mengedepankan nilai-nilai moral seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama.

Imam Syafi’i juga menekankan pentingnya mengatur waktu. Beliau pernah berpesan bahwa;

الوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَك

Artinya: waktu bagaikan pedang. “Jika kamu tidak memotongnya maka dia akan memotongmu.

Nasehat tersebut mengandung arti bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga dan harus digunakan dengan bijaksana. Anak muda sering kali terjebak dalam aktivitas yang tidak produktif, sehingga menyia-nyiakan waktu yang mereka miliki.

Untuk mencapai tujuan hidup, anak muda harus mampu mengatur waktu dengan baik. Mereka perlu membuat jadwal harian, menetapkan prioritas, dan disiplin dalam menjalankannya. Dengan manajemen waktu yang baik, mereka dapat menghindari stress dan memastikan bahwa setiap hari mereka diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif.

Imam Syafi’i juga memberikan nasehat mengenai pentingnya membangun relasi yang baik. Beliau berkata;

لاَخَيْرَ فِـيْ خِلٍّ يَخُوْنُ خَلِيْلَهُ ، وَيَلْقَاكَ مِنْ بَعْدِ المَوَدَّةِ بِالجَفَــا ، وَيُنْكِرُ عَهْدًا قَدْ تَقَـادَمَ عَهْدُهُ ، وَيُظْهِرُ سِرًّا كَانَ بِالأَمْسِ فِيْ خَفَـا ، سَلَامٌ عَلَى الدُّنْيَا إِذَا لَمْ يَكُنْ بِهَا ، صَدِيْقٌ صَدُوْقٌ صَادِقُ الوَعْدِ مُنْصِفَ

Artinya: Tak ada kebaikan pada orang yang mengkhianati sahabatnya. Ia datang kepadamu membawa kebencian, sebagai balasan atas segala cinta yang ada. Ia ingkari janji yang telah lama berlaku. Ia bongkar semua rahasia yang dulu tersembunyi. Selamat tinggal dunia, jika tak ada lagi teman yang jujur, menepati janji, dan adil.

Relasi yang baik dengan orang lain adalah salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan. Teman-teman yang baik akan memberikan dukungan, motivasi, dan saran yang berharga. Anak muda perlu memilih teman dengan bijak. Berteman dengan orang-orang yang memiliki nilai-nilai positif akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Sebaliknya, pergaulan dengan orang-orang yang negatif bisa merusak dan menghambat perkembangan diri. Oleh karena itu, membangun relasi yang sehat dan positif adalah investasi penting untuk masa depan.

Imam Syafi’i juga menekankan pentingnya tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Beliau mengajarkan bahwa setelah segala upaya dilakukan, seseorang harus menyerahkan hasil akhirnya kepada Allah. Ini karena manusia hanya bisa berusaha, sedangkan Allah yang menentukan hasilnya.

Beliau berkata;

تَوَكَّلتُ في رِزقي عَلى اللَهِ خالِقي ، وَأَيقَنتُ أَنَّ اللَهَ لا شَكَّ رازِقي ، وَما يَكُ مِن رِزقي فَلَيسَ يَفوتَني ، وَلَو كانَ في قاعِ البِحارِ العَوامِقِ

Artinya: Aku bertawakal untuk urusan rezekiku kepada Allah Sang Penciptaku. Dan aku yakin bahwasanya tidak ragu sama sekali Dialah Allah yang akan memberi rezeki kepadaku. Apapun rezeki yang sudah tercatat kepadaku, maka tidak akan luput dariku. Meskipun rezeki tersebut berada di ujung dalam dasar lautan, kalau itu rezekiku maka akan datang kepadaku.

Anak muda sering kali merasa cemas dan khawatir terhadap masa depan. Tawakkal mengajarkan mereka untuk tenang dan yakin bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik. Dengan berserah diri, mereka akan merasa lebih damai dan tidak terbebani oleh ketidakpastian.

Nasehat-nasehat Imam Syafi’i kepada anak muda adalah panduan yang sangat berharga dalam menjalani kehidupan. Pentingnya ilmu pengetahuan, kesabaran dan ketekunan, akhlak yang baik, manajemen waktu, relasi yang sehat, dan tawakkal adalah pilar-pilar yang harus dipegang teguh oleh setiap individu yang ingin mencapai kesuksesan dan kebahagiaan sejati.

Dalam era modern yang penuh dengan godaan dan distraksi, mengikuti nasehat-nasehat bijak ini akan membantu anak muda untuk tetap berada di jalan yang benar dan meraih kesuksesan dunia serta akhirat.

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *