Guru Magelang Taklukkan Perjalanan Haji dengan Sepeda
HIDAYATUNA.COM, Arab Saudi – Semangat guru asal Magelang untuk berangkat haji tak mengenal lelah. Meski keringat bercucuran, ia tak patah arang mengunjungi Baitullah dengan bekal seadanya.
Diiringi doa dan keyakinannya yang kuat, bahkan rela Muhammad Fauzan mengayuh sepedanya hingga hampir 5.000 kilometer dari Indonesia ke Arab Saudi.
Pemuda itu mulai menggowes sejak 4 November 2021, dan sampai di Makkah, Arap Saudi pekan lalu. Sesampainya Fauzan di rumah Allah, dia segera bergabung dengan jemaah haji lainnya dari Indonesia.
Diketahui, Indonesia tahun ini mengirimkan kontingen terbesar 100.051 jemaah haji, dan sekitar 21.000 jemaah telah tiba di Madinah. Salah satunya ialah Muhammad Fauzan, guru Alquran asal Magelang yang menempuh perjalanan haji dengan sepeda ontelnya.
Fauzan menceritakan bagaimana awal mula keberangkatannya menuju Makkah. Menurut pengakuannya, selain mengunjungi Kakbah, ia akan melanjutkan perjalanan menuju kiblat pertama umat Muslim yakni, Al-Aqsa, Palestina.
“Niat saya adalah untuk menunaikan haji dan mengunjungi Tiga Masjid Suci dalam Islam. Masjidil Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Aqsha di Yerusalem al-Quds. Setelah menunaikan haji, saya berencana melanjutkan perjalanan bersepeda ke Palestina untuk mengunjungi Masjidil Aqsha dan juga mengunjungi negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) (Persia) lainnya,” ujarnya.
Allah SWT. Menunjukkan Kuasa-Nya
Dilansir dari Saudi Gazette via IQNA, Fauzan mengatakan bahwa keberangkatannya berhaji menggunakan sepeda ialah bukti bahwa Allah SWT. Maha menghendaki. Hal ini merupakan contoh bagaimana Allah SWT. mengubah yang mustahil menjadi mungkin.
“Semua orang mengatakan kepada saya bahwa tidak mungkin Anda akan menyelesaikan misi yang sulit ini. Tetapi sekarang saya dapat menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan memungkinkan untuk saya. Pesan saya juga bahwa segala sesuatu yang mungkin kita pikir tidak mungkin bisa terjadi. Jika kita memiliki niat baik dan doa yang sungguh-sungguh kepada Allah, ditambah dengan kerja keras yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan,” paparnya.
Berhaji menggunakan sepeda juga menjadi cara terbaik Sarjana Magister yang fasih berbahasa Arab ini, untuk menghindari antre haji bertahun-tahun.
“Biasanya orang Indonesia harus menunggu sekitar 40 tahun untuk giliran menunaikan haji setelah registrasi. Tapi saya sudah tidak sabar untuk mengunjungi tempat-tempat suci Islam dan menunaikan ibadah haji. Maka dari itu saya memulai persiapan dengan menabung dari gaji saya sebagai guru,” lanjut Fauzan.
Sarjana bahasa Arab dan studi Islam dari Universitas Makassar di provinsi Sulawesi Selatan ini memiliki tujuan mulia dalam misinya berangkat haji. Di depan Kakbah, ia ingin mendoakan orangtuanya, keluarga serta kerabat.
“Niat utama saya adalah menunaikan haji dan mendoakan orangtua yang masih hidup serta keluarga dan kerabat,” akunya.
Berjualan Jamu dan Jasa Bekam
Lebih lanjut, ayah dua orang putra dan putri ini, berbicara tentang pengalaman perjalanannya. Fauzan mengatakan bahwa ia berangkat dari kampung halamannya setelah menghadiri wisuda S2-nya di Universitas Islam Malang.
Mulanya, Fauzan rutin menabung uang 10 juta rupiah. Dalam perjalanannya menuju Makkah, Fauzan sembari berjualan jamu tradisional dan melakukan bekam di masjid-masjid sepanjang perjalanannya dari Magelang.
Ternyata, hasil dari jerih payahnya selama di perjalanan itu mampu menggenapi tabungan hajinya untuk menutupi biaya perjalanan.
Fauzan berkisah bahwa dirinya sempat melakukan transit dari Magelang ke Jakarta dengan sepedanya. Kemudian dia melanjutkan perjalanan menggunakan kapal feri menuju pulau Sumatera dan melewati Provinsi Jambi.
Setibanya di Pulau Batang, ia masih harus menyambung kapal feri untuk sampai di Singapura. Selama tujuh bulan perjalanannya itu, Fauzan melaksanakan ibadah puasa Ramadan dalam keadaan musafir.
Ia juga bercerita bagaimana ia berbuka puasa di masjid-masjid di sepanjang rutenya di Singapura dan Malaysia. Fauzan pun mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia, jauh dari keluarga tercinta.
Kedatangan Fauzan di Negara Jiran pun mendapat sambutan hangat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura dan Malaysia.
Sumber : IQNA