Nabi Muhammad: Utusan Rahatan lil ‘Alamin

 Nabi Muhammad: Utusan Rahatan lil ‘Alamin

Interfaith Forum di Irak: Ulama Lintas Agama Tegaskan Kecintaan kepada Nabi Muhammad (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COMYogyakarta – Al-Quran menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak diutus kecuali untuk menjadi rahmat bagi semua (rahmatan lil ‘alamin).

Pernyataan itu adalah firman Allah SWT dalam Al-Quran :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya:

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semua.” (QS. Al-Anbiya : 107)

Lantas bagaimana kita menjelaskan bahwa kenabian Muhammad SAW itu rahmat bagi semua umat manusia?

Bukankah rahmat Allah itu hanya diberikan kepada yang beriman saja?

Bukankah orang kafir matinya tetap masuk neraka? Bukankah yang masuk surga hanya orang beriman saja?

Kalau yang tidak beriman tetap mendapat rahmat juga, kayak apa teknisnya? Rahmat dalam bentuk apa?

Ada banyak alternatif jawaban. Namun yang paling menarik adalah jawaban berikut ini.

Nabi SAW meminta kepada Allah dalam doanya agar umatnya yang berdosa dan kafir jangan cepat-cepat diadzab apalagi disiksa di dunia ini.

Nabi SAW meminta agar mereka semua diberi kesempatan untuk memperbaiki diri agar punya kesempatan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Pokoknya selama mereka masih hidup, tangguhkan saja siksa buat mereka.

Maksudnya biar selama di dunia masih ada kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Doa Nabi SAA itu ternyata dikabulkan Allah. Kalau kita telaah lebih dalam, masuk Islamnya generasi shahabat itu yang paling banyak justru di bagian akhir masa kenabian.

Sedangkan di masa-masa awal, yang memeluk Islam sangat sedikit.

Begitu masuk tahun-tahun terakhir kenabian, maka muncul begitu banyak rombongan yang antri masuk Islam.

Di antara mereka ada nama seperti Khalid bin Walid, Amr bin Al-Ash, Abu Sufyan dan lainnya.

Mereka pernah jadi musuh Allah dan diperangi sebagai orang kafir yang halal darahnya. Mereka pula yang menyebabkan gugurnya banyak syuhada.

Namun karena kekafiran mereka tidak langsung dibalas siksa, mereka pun mendapat kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya.

Dan pada akhirnya mereja insyaf dan dapat hidayah hingga masuk Islam.

Jadilah mereka para shahabat yang mulia. Kalau nama mereka disebut, kita pun menimpalinya dengan radhiyallahuanhum.

Bandingkan dengan kaumnya para nabi terdahulu. Nyaris mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk bertaubat, tidak pernah sampai ke taraf insyaf. Tidak ada jeda agar bisa memperbaiki diri.

Pokoknya begitu mereka ingkar, segera turun azab, bencana, malapetaka dan murka dari Tukan.

Tidak ada ampunan bagi mereka. Hukuman mati dijalankan seketika itu juga. Pokok begitu mereka kafir, maka langsung dihabisi.

Tidak ada jeda dan waktu untuk bisa mendapat hidayah. Semua dosa dibayar kontan dengan kematian sesegera mungkin.
Itulah nasib umat terdahulu. Sial dan apes banget lah pokoknya.

Untungnya ada Nabi Muhammad SAW dengan permintaan Beliau yang fenomenal.

Dengan begitu meski umat manusia di muka ini lebih banyak yang kafir ketimbang yang beriman, dunia tetap aman-aman saja.

Tidak ada banjir sedunia yang menenggelamkan umat manusia sebagaimana di masa Nabi Nuh alaihissalam. Yang selamat hanya penumpang bahtera saja.

Tidak ada jutaan orang kafir yang dihukum bareng-bareng dengan cara ditenggelamkan di laut seperti bala tentara Fir’aun.

Tidak ada gempa dahsyat, angin ribut, hujan api, gunung meletus dan segala bencana yang memusnahkan negeri kafir.

Las Vegas itu kota judi, isinya orang maksiat semua. Seandainya kita berada di zaman umat terdahulu, pasti sudah terbenam ke dalam bumi hidup-hidup.

Tapi sampai hari ini Las Vegas aman-aman saja. Pengunjungnya pun sehat wal Afiat.

Negeri komunis dan ateis yang tidak bertuhan itu banyak, jumlah penduduknya pun bejibun jumlahnya.

Banyak yang jadi negara super power. Namun sampai hari ini mereka aman-aman saja, tidak dihujani batu meteor.

Pew Research Center pada tahun 2012 memperkirakan bahwa sekitar 13,2% penduduk dunia tidak terafiliasi dengan agama apa pun, 5,9% diidentifikasi sebagai ateis dan 7,3% sebagai orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan.

World Values Survey di tahun 2020 menunjukkan bahwa persentase orang yang tidak religius secara substansial bervariasi antar negara, dengan tingkat tertinggi di Eropa Barat (50%) dan Amerika Timur Laut (40%), dan tingkat terendah di Afrika sub-Sahara (1%) dan Asia Tenggara (8%).

Dari 7,9 milyar manusia di muka bumi ini, yang memeluk Islam hanya 1.9 milyar saja. Sisanya kafir non muslim.

Kalau kita masih di masa sebelum kenabian Muhammad, tentu penduduk bumi ini binasa, terkecuali yang 1,9 milyar itu saja. Yang tersisa hanya yang muslim saja.

Tapi semua hidup aman-aman saja. Kok bisa?
Sebab semua kecipratan rahmat yang menyertai Nabi Muhammad SAW, jadinya mereka tidak dibinasakan seperti umat terdahulu.

اللهم صل و سلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

[]

Ahmad Sarwat

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *