Muslim Prancis Khawatirkan Tentang Populisme Islamofobia
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Meningkatnya kecenderungan islamofobia yang didorong kepentingan politik di Prancis membuat muslim di negara tersebut menjadi khawatir. Hal itu disampaikan oleh Bekir Altas, Sekretaris Jenderal asosiasi Turki-Muslim IGMG.
Menurutnya populisme Islamofobia berbahaya kecenderungannya semakin menguat. Terlebih populisme Islam justru dimainkan saat menyambut pemilihan umum di negara tersebut.
Ia menilai penolakan penandatangan ‘piagam prinsip’ di Prancis, bukti mereka sengaja ingin mengasingkan Muslim. Menurut Altas, hal demikian itu adalah bentuk dari kebijakan populisme Islamofobia oleh pemerintah.
“Negara tidak mencampuri urusan internal umat beragama sesuai dengan prinsip sekularisme,” kata Altas dilansir dari Anadolu Agency, Senin (14/6/2021).
Ia menambahkan negara tidak memiliki suara tentang bagaimana komunitas religius akan melatih dan menyetujui para imamnya. Dan dalam nilai apa mereka akan melakukan tugasnya. Sehingga negara tak perlu mencampuri urusan agama.
“Mereka (muslim Prancis) menghadapi tuduhan dan kritik meski menjalankan tugasnya secara transparan, dan dalam kerangka hukum,” sambungnya.
Altas menyebut, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Moussa Darmanin telah membuat profil yang tidak mencerminkan kebenaran tentang IGMG. Sebaliknya itu menunjukkan secara terang terangan populisme Islamofobia.
Dia mengatakan, tindakan Darmanin terhadap komunitas Muslim tidak normal. Atlat menyebut, RUU kontroversial terhadap separatisme tidak hanya menyangkut Muslim tetapi semua komunitas agama karena melanggar undang-undang tahun 1905 tentang sekularisme.
“Hubungan agama-negara sedang dibentuk ulang melalui Muslim. Kami melihat bahwa sebenarnya kami sedang dalam proses bagaimana pemahaman sekularisme di Prancis nanti,” jelasnya.