Musisi Hip Hop Jerman Jadi Muallaf Setelah Bermimpi
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Banyak cara Allah SWT memberikan hidayah kepada hambanya untuk masuk Islam. Salah satunya hidayah lewat mimpi. Hal ini yang dialami oleh seorang musisi Hip Hop asal Jerman, Maik Jahnke. Ia mumutuskan masuk agama Islam dan menjadi muallaf setelah dirinya bermimpi.
Lantas mimpi apakah Maik Jahnke sehingga ia memutuskan menjadi seorang muallaf?
Kisahnya bermula pada suatu malam, dimana ia terbangun dari mimpi yang menurutnya aneh dan tidak biasa. Dalam mimpinya, ia berada di suatu waktu yang berbeda, di mana tidak ada mobil atau pesawat terbang.
“Saya berdiri di gurun di luar tembok kota. Saya bisa melihat unta-unta di karavan berjalan menuju kota. Dan di sebelah saya adalah seorang pria tampan dengan rambut hitam dan jenggot. Dia memiliki tongkat di tangannya. Dia menggunakannya untuk menulis sesuatu di pasir,” ujar Maik dikutip dari Republika, Ahad (14/6/2020).
Pria itu lanjut Maik, kemudian menatap dirinya. Pria itu lantas bertanya kepada Maik, apakah Maik mengerti apa yang dia tulis.
“Saya (jawab) tidak. Lalu saya terbangun. Mimpi ini mengguncang saya. Dan saya menangis selama dua jam,” kenang Maik.
Setelah bermimpi aneh itu, Maik lalu bercerita perihal mimpinya itu kepada seorang teman. Kemudian setelah mendengar mimpi Maik tersebut, si temannya ini memiliki tafsir tentang mimpi Maik mungkin berkaitan dengan Islam.
Atas saran temennya tersebut, Maik disarankan untuk mencoba mencari tau soal Islam. Saat itulah Maik mulai belajar dan membaca tentang Islam.
Maik kemudian pergi ke kota Aachen, sebuah kota Islam terbesar di Jerman. “Dan saya membaca syahadat saya,” ujar Maik.
Setelah masuk Islam, Maik mulai belajar artinya menjadi seorang Muslim. Maik juga mulai belajar salat lima waktu dan membaca al-Qu’an.
“Menjadi Muslim memang membutuhkan waktu. (Tapi) Saya menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan saya tentang keberadaan saya dan tujuan sebenarnya dari kehidupan ini,” ungkap Maik.
“Saya juga menemukan kedamaian dan keyakinan terhadap Tuhan yang saya sembah,” sambungnya.
Maik tidak pernah berpikir sedikitpun menjadi seorang ateis. Maik selalu percaya keberadaan Tuhan. Hanya saja, selama ini belum ada agama yang benar-benar secara resmi dipelajarinya. Sebelum akhirnya ia menemukan Islam sebagai pegangan hidupnya.