Musim Hujan, Baca Doa Nabi Ini Untuk Menangkalnya!
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Hujan kerap kali menghalangi berbagai aktivitas manusia khususnya yang bersifat outdoor, namun di sisi lain hujan juga menjadi berkah bagi seluruh alam. Untuk itu, banyak orang percaya jika melakukan ritual tertentu.
Apakah keyakinan tersebut ada dalam Islam?
Allah SWT. yang berkuasa menahan atau menurunkan hujan, dengan begitu segala sesuatu yang terjadi tentu atas seizin Allah SWT. Begitu pun jika saat kita menangkal hujan kemudian benar-benar reda atau tertahan, maka itu jelas atas kuasa Allah SWT.
Namun ritual ini tidak dilakukan dengan serampangan, seperti ritual yang berujung pada kesyirikan. Tahukah Anda, jika Nabi Saw juga pernah berdoa menangkal hujan.
Dikutip dari hadis riwayat Anas bin Malik dalam Shahih al-Bukhari (2/29), dikisahkan Rasulullah tengah berkhotbah pada hari Jumat. Tiba-tiba seorang laki-laki menginterupsi beliau dan mengeluhkan keadaan paceklik yang menimpa Madinah saat itu.
Rasulullah pun berdoa kemudian hujan pun turun hari itu, dan terus-menerus turun tiada henti selama hampir seminggu hingga dikatakan matahari tidak terlihat selama 6 hari.
Memohon Keselamatan dari Ancaman dan Bahaya
Pada hari Jumat berikutnya, laki-laki tersebut kembali menginterupsi Nabi ketika khotbah berlangsung. Ia mengeluhkan kerugian materi akibat hujan yang terus berlangsung.
Rasulullah pun berdoa kepada Allah SWT. dan terlihat mendung pindah ke sekitar Madinah sehingga Madinah cerah kembali sedangkan sekitarnya mendung dan air langit turun dengan derasnya. Ibnu Baththal dalam kitabnya, Syarh Shahih al-Bukhari li Ibni Baththal (3/13), menjelaskan bahwa doa Nabi tersebut menggambarkan keagungan akhlak dan adab Nabi Muhammad saw.
Beliau sama sekali tidak memohon kepada Allah agar menghentikan secara mutlak. Sebab beliau sadar bahwa salah satu nikmat yang mengandung keutamaan, keberkahan, dan kemanfaatan ada di dalamnya.
Beliau memohon agar dipindahkan ke tempat atau daerah yang lebih membutuhkan, seperti bukit atau lembah. Begini redaksi doa Nabi dilansir dari Bincangsyariah:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا
“Ya Allah, turunkan hujan di sekitar kami, bukan yang merusak kami.”
Bacaan Doa Rasulullah
Dalam riwayat lain, terdapat redaksi yang lebih lengkap, yaitu:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkan hujan di sekitar kami, bukan yang merusak kami. Ya Allah! Turunkanlah hujan di atas dataran tinggi, di bukit-bukit, di perut lembah dan di tempat tumbuhnya pepohonan”
Doa Nabi ini adalah bentuk permohonan agar terhindar dari ancaman bahaya yang ditimbulkan kepada penduduk. Selain itu juga diharapkan turun pada tempat yang lebih membutuhkan manfaatnya.
Dalam hal ini, manusia hanya dianjurkan untuk memohon putusnya hujan dari rumah penduduk apabila turun lebat dan menimbulkan ancaman bahaya. Oleh karena itu, redaksi doa tersebut bisa diubah sesuai makna keperluan hadis, semisal:
اللَّهُمَّ عَلَى الْبَحْرِ، لَا عَلَيْنَا وَلَا حَوَالَيْنَا
“Ya Allah, turunkan hujan di atas laut, bukan di atas kami dan bukan di sekitar kami.”