MUI Surabaya: Salat Gerhana Merupakan Sunnah Nabi

 MUI Surabaya: Salat Gerhana Merupakan Sunnah Nabi

HIDAYATUNA.COM, Surabaya — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI, Jawa Timur (Jatim), Abdusshomad Bukhori meminta masyarakat menggelar salat gerhana dan merupakan sunnah Nabi. Tetapi mengenai tempat salat, ia mengatakan bisa dilakukan di mana saja. Karena momennya juga saat ini tengah libur natal dan tahun baru.

“Ya semestinya melakukan salat, kalau memang terjadi gerhana, karena memang sunnahnya seperti itu. Hari ini libur cuti bersama, mungkin kalau bisa melakukan salat di rumah atau masjid-masjid terdekat,” katanya, di Surabaya, Kamis (26/12/2019).

Di kesempatan yang berbeda, Kasi Data dan Informasi (Datin) BMKG Juanda, Surabaya, Teguh Tri Susanto membenarkan kalau akan ada Gerhana Matahari Cincin. Namun, untuk Surabaya dan pulau Jawa tidak dilewati.

“Benar, hari ini ada Gerhana Matahari Cincin, tapi daerah yang dilewati yakni di Sumatera dan Kalimantan,” kata Teguh.

Mengenai jam berapa Gerhana Matahari Cincin berawal, Teguh memperkirakan akan terjadi sekitar pukul 11.55 WIB di Sabang, Aceh.

“Dimulai si Sabang Aceh, dan berakhir di Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, pukul 14.10 WIB,” ujar Teguh.

Selain itu, Teguh juga menjelaskan mengenai pengertian Gerhana Matahari Cincin (GMC) ini. Menurutnya, GMC ini merupakan terhalangnya hampir semua bagian tengah piringan matahari oleh piringan bulan.

“Nah, sehingga saat Puncak gerhana matahari yang terlihat dari bumi akan seperti cincin,” papar Teguh.

Lalu apa fakta menarik dari GMC ini, Teguh menyampaikan peristiwa tersebut tidak bisa berulang di lokasi yang sama dengan siklus tertentu.

Menurut catatan BMKG, GMC sebelumnya terjadi di wilayah Indonesia pada 22 Agustus 1998. Saat itu jalur cincin melewati Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian utara.

“Setelah itu terjadi pada 26 Januari 2009, di mana JMC melewati Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan,” ungkap Teguh.

Lebih lanjut, Teguh juga memprediksi GMC akan kembali terjadi di Indonesia pada 21 Mei 2031, jalur cincin melewati Kalimantan Sulawesi dan Maluku. Selanjutnya juga akan terjadi pada 14 Oktober 2042, dengan daerah yang akan dilewati yakni Kalimantan Sulawesi dan Nusa Tenggara Timur.

“Jadi setelah 26 Desember ini, GMC akan kembali terjadi di wilayah Indonesia, yakni pada 2031 dan 2042,” ujar dia.

Teguh juga mengimbau kepada masyarakat tak menggunakan mata telanjang saat meninkmati GMC yang diperkirakan hanya terjadi selama 3.5 menit ini.

“Jadi untuk melihat Gerhana Matahari cincin, sebaiknya menggunakan kacamata dengan filter khusus yang dapat meredam intensitas cahaya matahari. Jangan menggunakan kacamata hitam biasa,” tukas Teguh.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *