MUI Sukabumi Tengah Siapkan Dai Kompeten dan Kekinian
Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sukabumi atau MUI Sukabumi Mengaku Tengah Siapkan Dai Kompeten dan Kekinian
HIDAYATUNA.COM, Sukabumi —Sekertaris Umum Majelis ulama Indonesia (MUI) Kota Sukabumi Muh Kusoy mengatakan, MUI sudah menjalankan program kaderisasi ulama setiap tahunnya. Para dai ini tidak hanya kompeten di bidangnya tapi juga kekinian.
“Harapannya akan lahir dai dan ulama yang menguasai ilmu keagamaan dengan baik dan menjawab tantangan zaman seperti perkembangan teknologi informasi,” kata Muh Kusoy di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi, dikutip Kmais (13/2/2020).
Selain itu, Pengurus MUI Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan bahwa MUI Sukabumi fokus dalam melakukan kaderisasi atau regenerasi ulama. Langkah ini dilakukan agar lahir para dai yang menguasai ilmu agama dengan baik.
”Regenarasi ulama penting untuk melahirkan ulama yang menguasai ilmu agama dengan baik,” ujar Achmad Fahmi.
Wali Kota Sukabumi itu berharap bisa melahirkan ulama seperti KH Ahmad Sanusi yang merupakan sosok ulama pejuang kemerdekaan.
Menurutnya, kaderisasi ulama dapat dilakukan MUI dan pesantren. Sehingga proses regenerasi dapat berjalan dengan baik. Di sisi lain kata Fahmi, MUI juga dapat berperan mengatasi mengantisipasi masalah kebodohan dan kemiskinan. Dalam artian kepengurusan MUI mampu bersinergis dengan pemda untuk mencegah berkembangnya kebodohan dan kemiskinan di wilayah Sukabumi.
Terlebih, Kota Sukabumi sejak dulu dikenal sebagai kota santri dimana lahir alim ulama di daerah tersebat. Ke depan semua elemen warga tidak hanya mampu mempertahankan simbol melainkan benar-benar mewujudkan Sukabumi sebagai kota santri. ”Mari mendorong komitmen kebersaman antarar ulama dan umaro agar Sukabumi tetap jadi kota santri,” cetus dia.
Dai dan ulama kata Fahmi, dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Jangan sampai dai dan alim ulama ketinggalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Padahal saat ini bidang dakwah semuanya ada dalam pengaruh kedua hal itu.
Fahmi mencontohkan, tugas alim ulama terkait mencegah informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau hoaks yang kini luar biasa menyebar karena percepatan teknologi. Informasi yang tidak benar ini sampai ke ruang pribadi atau privat karena terhubung ke sarana gadget yang dimiliki mayoritas warga.