Mualaf Asal Korea Ini Awalnya Anggap Jilbab Bentuk Penindasan

 Mualaf Asal Korea Ini Awalnya Anggap Jilbab Bentuk Penindasan

Mualaf Susan Carland (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Seorang mualaf perempuan asal Korea Selatan, Madina Su membagikan pengalamannya sebelum ia masuk Islam.

Sebagaimana umumnya orang-orang di negaranya, Madina Su saat melihat muslimah berjilbab tak ubahnya sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan.

Namun seiring berjalannya waktu dan perjumpaannya dengan murid-murid perempuan muslim sedikit demi sedikit mengubah cara pandangannya dalam melihat jilbab sebegai penutup aurat.

Sebelum menjadi mualaf, Madina Su awalnya membuka kursus bahasa Korea secara daring. Nah saat itu banyak sekali peserta didiknya berasal dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia.

Persinggungannya itulah yang membuka mata hati Madina Su yang selama ini memiliki persepsi miring soal perempuan muslim yang mengenakan jilbab.

“Saat itu, saya terbawa arus narasi yang memandang hijab sebagai simbol ketertindasan kaum perempuan,” kenang Madina Su dilansir dari Republika, Sabtu (19/12/2020).

Bahkan ia tak habis pikir, kenapa ada wanita yang rela menjadikan dirinya sebagai objek penindasan yang dipaksa menggunakan jilbab.

Mulai Mengenal Jilbab dengan Tepat

Setiap kali mengenang masa lalu itu, Madina merasa dirinya seperti halnya orang-orang Korea Selatan yang belum mengenal lebih dekat ajaran Islam.

“Jadi saya pikir mereka memakai jilbab karena dicuci otak atau dipaksa,” jelasnya.

Ketika dirinya mulai dekat dengan murid-muridnya dari komunitas muslim, ia dengan penuh hati-hati meminta pendapat mereka tentang hijab yang mereka kenakan.

“Dan mereka menjawab bahwa mereka menyukai hijab dan mengenakannya sendiri,” kata Madina Su.

Mendengar hal itu, Madina pun mengaku sangat terkejut dengan jawaban mereka. Setelah menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka, pandangan Madina berubah.

Ternyata mereka memiliki sikap yang baik termasuk kepadanya. Bahkan jika dia melakukan sesuatu yang salah atau melanggar janji, mereka tidak pernah marah dan tetap bersikap ramah.

Itu juga merupakan pengalaman yang luar biasa sebagai orang Korea. Karena orang Korea sopan, tapi mereka agak berhati dingin.

Secara khusus, orang Korea cenderung sedikit acuh tak acuh satu sama lain tanpa memberikan kebaikan tanpa alasan kepada orang lain yang tidak kita kenal dengan baik. Kebaikan dan keramahan Muslim yang tanpa alasan itu membuatnya kagum.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *