Menteri Pendidikan Mesir Pecat 1000 Guru yang Terkait Organisasi Teror
HIDAYATUNA.COM, Mesir – Menteri Pendidikan Tarek Shawki dalam konferensi persnya mengungukapkan bahwa lebih dari 1.000 guru dipecat karena diduga berafiliasi dengan organisasi “teror”.
The New Arab mencatat, para guru itu dipecat karena hubungan mereka dengan Ikhwanul Muslimin dan bersumpah untuk menyelidiki para guru yang ‘tidak layak bekerja’ untuk membersihkan sekolah-sekolah di Mesir dari ‘ide-ide yang merusak’ dan ‘pandangan yang secara politis ekstrem’.
Selanjutnya, Al-Masry Al-Youm juga melaporkan bahwa beberapa dari mereka telah dijatuhi hukuman mati sementara yang lain adalah “buron” di luar Mesir. Sementara, di sisi lain, Al-Ahram yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa Shawki akan mengumumkan kriteria baru untuk menunjuk guru hari ini dan bahwa ia akan meluncurkan portal elektronik untuk orang-orang yang melamar pekerjaan di sekolah.
“Pemerintah akan mempekerjakan 120.000 guru untuk menebus kekurangan di sekolah-sekolah negeri,” tegasnya, Rabu (09/10/2019) diterima HIDAYATUNA.COM dari laman The New Arab.
Otoritas Mesir menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada tahun 2013 penentang pemerintah dan warga negara lainnya, dan dituduh memiliki atau mendanai kelompok itu, bahkan jika mereka tidak aktif secara politik.
“Sejumlah orang telah ditangkap dan dituduh menjadi anggota Ikhwanul Muslimin meskipun mereka berasal dari partai yang kritis terhadap kelompok tersebut. Ziad Al-Alimi, mantan anggota parlemen untuk Partai Sosial Demokrat Mesir, ditangkap sebagai bagian dari kasus Aliansi Harapan pada bulan Juni namun Al-Alimi adalah pengkritik organisasi IM yang blak-blakan,” tegasnya.
Dalam penyelidikan itu, sejumlah pemimpin puncak aliansi itu berada di penjara dan dijatuhi hukuman mati atas berbagai tuduhan, termasuk kegiatan teror. Tahun lalu Human Rights Watch mengkritik pihak berwenang Mesir karena menggunakan kontraterorisme dan hukum darurat negara untuk ‘mengadili secara tidak adil’ para pendukung kritik damai.
Pemberhentian massal para guru datang dengan latar belakang gelombang protes yang telah terjadi di seluruh negeri sejak 20 September, menyerukan presiden untuk mundur di tengah tuduhan korupsi dan salah penanganan ekonomi.
Dalam sepekan, setelah demonstrasi dimulai, hampir 2.000 orang ditangkap, termasuk politisi, pengacara, aktivis, dan mantan tahanan. Para pengamat telah menunjukkan bahwa cara pemerintah Sisi bereaksi terhadap protes membuktikan bahwa ia terguncang sampai ke inti oleh ancaman terhadap pemerintahannya.
sumber: voaislam
sumber foto: beritadunia.net