Menteri Nadiem Akhirnya Minta Maaf ke NU dan Muhammadiyah

 Menteri Nadiem Akhirnya Minta Maaf ke NU dan Muhammadiyah

Menteri Nadiem Akhirnya Minta Maaf ke NU dan Muhammadiyah


HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku meminta maaf kepada tiga ormas peserta Program Organisasi Penggerak (POP), yakni NU, Muhammadiyah dan PGRI.

Permintaan maaf disampaikan setelah sebelumnya NU dan Muhammadiyah secara kompak menyatakan diri keluar dari program tersebut. Hal ini karenakan ada dua peserta POP yakni dari Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna yang ikut program tersebut dengan dibiayai oleh uang negara.

Kondisi inilah yang membuat NU, Muhammadiyah dan PGRI kompak mengkritik kebijakan tersebut. Sehingga memicu NU dan Muhammadiyah mundur dari program yang digagas Kemendikbud tersebut.

“Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna,” kata Nadiem Makarim dalam siaran persnya dikutip Hidayatuna.com, Rabu (29/7/2020).

Permintaan maaf ini dilakukan menyusul keterlibatan Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna menuai kritik keras dari masyarakat. Atas kisruh tersebut Nadiem menegaskan jika kedua organisasi tersebut bakal menanggung biaya pelaksanaan program secara mandiri.

“Kemendikbud telah menyepakati dengan Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation bahwa partisipasi mereka dalam program Kemendikbud tidak akan menggunakan dana dari APBN sepeserpun, mereka akan mendanai sendiri aktivitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah,” jelasnya.

Sebagai informasi, Program Organisasi Penggerak (POP) merupakan program pelatihan guru yang melibatkan organisasi masyarakat di bidang pendidikan. Bentuknya, ormas membuat pelatihan dan Kemendikbud memberikan dana.

Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna merupakan dua dari sekian ormas yang lolos dengan kategori Gajah. Pada kategori Gajah, mereka seharusnya mendapat hibah dari negara maksimal hingga Rp20 miliar.

Namun setelah menuai banyak kritik, Kemendikbud menyatakan Tanoto Foundation membiayai seluruh dana pelatihan secara mandiri. Hal ini pun dikonfirmasi oleh pihak Tanoto Foundation.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *