Menikah Bukan Alasan Perempuan Mengubur Mimpi

 Menikah Bukan Alasan Perempuan Mengubur Mimpi

Menikah Itu Bukan Siapa Cepat, Tapi Siapa Siap (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Menjadi perempuan nyatanya tidak bisa dianggap mudah. Meskipun ada sebagian perempuan yang bisa menjalani kehidupannya dengan bebas dan mengejar apa pun yang diimpikannya. Tetapi banyak juga perempuan yang hidup dalam keterbatasan dan terkungkung dalam stigma masyarakat.

Sejak kecil kita sudah ditanamkan, baik melalui perkataan maupun kondisi lingkungan, bahwa perempuan haruslah tumbuh dengan keanggunan, berjiwa ke-ibuan, bisa memasak, handal dalam bersih-bersih rumah, dan haruslah selalu melayani suami kelak jika sudah menikah.

Melalui kesemua hal tersebut, pada akhirnya banyak perempuan yang semula memiliki impian tinggi, terpaksa harus dikubur setelah melangsungkan pernikahan. Ini terjadi dikarenakan dirinya merasa memiliki tanggung jawab akan semua tugas tersebut yang katanya adalah kodrat dari seorang perempuan.

Perlu kita ketahui bahwa definisi kodrat sendiri adalah kekuasaan Allah SWT, di mana manusia tidaklah bisa menentang dirinya sebagai makhluk ciptaan-Nya.

Sedangkan kodrat dari seorang perempuan bisa kita ketahui melalui firman Allah SWT di dalam Al-Quran surat Luqman ayat 14 yang artinya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Melalui ayat tersebut, kita bisa tahu bahwa tugas seorang perempuan adalah mengandung, melahirkan, dan menyusui. Ketiga hal inilah yang tidak bisa dilakukan oleh seorang laki-laki, sehingga ketiga tugas tersebut merupakan kodrat seorang perempuan yang tidak bisa ditentang.

Mengejar Mimpi Adalah Bentuk Cinta Pada Diri Sendiri

Diri sendiri perlu untuk dicintai dan dihargai. Salah satu cara untuk mencintai diri sendiri adalah dengan berusaha mencapai apa yang kita inginkan selama ini.

Setiap orang, laki-laki maupun perempuan tentunya memiliki impian yang ingin diwujudkan. Baik itu ingin menjadi pengusaha, ingin naik jabatan di perusahaan tempatnya bekerja, ingin bisa jalan-jalan ke luar negeri, dan sebagainya.

Karena impian adalah berasal dari keinginan besar diri sendiri. Di mana kita rela untuk berusaha keras dalam mencapainya. Sehingga ketika sudah berhasil, maka kebahagiaan dan kepuasanlah yang akan didapatkan.

Bahkan Allah SWT juga sudah menjelaskan di dalam surat At-Taubah ayat 105, di mana Allah SWT menilai manusia bukan dari hasilnya, tetapi dari kerja keras dan prosesnya.

Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ketika kita sudah mendapatkan kebahagiaan atas jerih payah yang sudah dicapai, maka mental kita pun juga akan dalam kondisi yang sehat. Inilah bentuk dari rasa sayang kita kepada diri sendiri dengan cara membahagiakannya.

Menikah Tidak Menjadi Hambatan Untuk Mengejar Mimpi

Selama ini kita sudah terbiasa melihat banyaknya perempuan yang memiliki mimpi besar, tetapi dibatalkan begitu saja dengan alasan sudah menikah dan harus melayani suami dan merawat anak.

Jika harus mengejar mimpi, mereka takut akan menjadi istri atau ibu yang tidak baik karena sudah mengenyampingkan mereka. Anggapan seperti inilah yang seharusnya mulai untuk ditinggalkan.

Menikah memanglah membuka lembaran baru. Tetapi bukanlah garis pembatas yang bisa melarang kita untuk terus mengejar mimpi. Apalagi jika mimpi tersebut sudah kita rencanakan sejak lama sebelum terjadinya pernikahan.

Hal ini seolah-olah pernikahan adalah ruang sempit yang melarang kita untuk bisa bergerak bebas. Selama mimpi yang kita ingin capai bisa membahagiakan diri kita dan sifatnya positif, maka lanjutkanlah mimpi tersebut meski akad sudah terucap.

Ceritakanlah pada pasangan di awal sebelum pernikahan, bahwa kita memiliki mimpi seperti ini. Dan mimpi tersebut ingin tetap diiwujudkan meski sudah menikah.

Tidak jarang pasangan yang sudah mendengar impian tersebut justru mendukung dan bahkan ingin membantunya. Semakin romantis bukan jika seperti ini?

Bahkan jika pihak suami juga memiliki mimpi dan istri juga memiliki mimpi, lalu masing-masing saling berjuang mewujudkannya dengan tetap mengelola hubungan rumah tangga secara baik, ini akan menjadi keluarga kecil yang penuh inspirasi.

Apalagi jika sudah mempunyai anak, maka anak pun juga akan terinspirasi dari kedua orang tuanya dan belajar akan pentingnya saling memberi dukungan di dalam mencapai impian.

Jadi, bagi perempuan-perempuan yang memiliki impian besar dan tiba-tiba dalam proses mencapai impian tersebut dipertemukan dengan jodohnya. Maka janganlah mengubur impian yang sudah dirancang itu. Tetaplah menikah, kelola waktu dengan bijak, dan terus kejar mimpi tersebut sampai tercapai sehingga bisa membahagiakan diri sendiri.

Widya Resti Oktaviana

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *