Menghalalkan Segala Cara Demi Dakwah
HIDAYATUNA.COM – Sewaktu masih di Makkah, di awal dakwah, Kanjeng Nabi Muhammad Saw didatangi Utbah bin Rabiah, utusan perwakilan kaum musyrikin. Bicara hanya empat mata, Utbah duduk berhadapan dengan Kanjeng Nabi Muhammad Saw menyampaikan sebuah tawaran.
Wahai Muhammad, jika yang kamu inginkan dari dakwahmu itu adalah harta. Kami penduduk Makkah siap iuran mengumpulkan harta sebanyak banyaknya untukmu hingga engkau menjadi yang terkaya di antara kami. Jika yang kau inginkan adalah kedudukan, kami akan angkat engkau menjadi raja negeri ini. Asal engkau hentikan dakwahmu.
ﺇﻥ ﻛﻨﺖ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺮﻳﺪ ﺑﻤﺎ ﺟﺌﺖ ﺑﻪ ﻣﻦ ﻫﺬا اﻷﻣﺮ ﻣﺎﻻ ﺟﻤﻌﻨﺎ ﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﻣﻮاﻟﻨﺎ ﺣﺘﻰ ﺗﻜﻮﻥ ﺃﻛﺜﺮﻧﺎ ﻣﺎﻻ، ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺖ ﺗﺮﻳﺪ ﺑﻪ ﺷﺮﻓﺎ ﺳﻮﺩﻧﺎﻙ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻧﻘﻄﻊ ﺃﻣﺮا ﺩﻭﻧﻚ، ﻭﺇﻥ ﻛﻨﺖ ﺗﺮﻳﺪ ﺑﻪ ﻣﻠﻜﺎ ﻣﻠﻜﻨﺎﻙ ﻋﻠﻴﻨﺎ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻫﺬا اﻟﺬﻱ ﻳﺄﺗﻴﻚ ﺭﺋﻴﺎ ﺗﺮاﻩ ﻻ ﺗﺴﺘﻄﻴﻊ ﺭﺩﻩ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻚ ﻃﻠﺒﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﻄﺐ ﻭﺑﺬﻟﻨﺎ ﻓﻴﻪ ﺃﻣﻮاﻟﻨﺎ ﺣﺘﻰ ﻧﺒﺮﺋﻚ ﻣﻨﻪ.
Mengapa Nabi Muhammad Saw tidak menerima tawaran itu?
Mengapa Nabi Muhammad Saw lebih memilih dimusuhi oleh mereka, diperangi, sampai berusaha dibunuh oleh mereka?
—
Syaikh Said Al Buthi dalam kajian Fiqh Sirah menjelaskan :
Inilah Rasulullaah Saw yang hendak menjelaskan kepada seluruh ummatnya hingga ahir zaman. Bahwa sebuah ghayat (tujuan) yang benar dan mulia, tidak serta merta dapat mengubah status wasilah (perantara/alat) yang salah menjadi benar.
Beliau Saw memberikan teladan praktik kepada seluruh ummatnya, bahwa untuk mencapai tujuan yang baik, tidak boleh menggunakan cara yang haram, atau menghalalkan segala cara.
Bisa saja kan, Beliau Saw menerima tawaran itu, kemudian setelah menjadi raja yang kaya raya beliau bisa menggunakan keuasaan dan hartanya itu untuk berdakwah membesarkan Islam.
Dengan kekuasaan dan harta, tentu syariat Islam lebih mudah diterapkan di negeri Makkah.
Meskipun akan dimusuhi rakyatnya sendiri yang merasa dihianati, tentu saja strategi ini masih jauh lebih mudah dari pada ummat Islam harus tertindas, hingga harus hijrah ke Madinah. Toh hijrah juga tetap dimusuhi dan diperangi.
Kanjeng Nabi Muhammad Saw memilih berdakwah dengan cara yang teramat berat, sebagaimana yang kita tahu dalam sejarah sirah nabawi.
—
Entah meneladani siapa, belakangan ada yang menggunakan alasan dakwah untuk menghalalkan segala cara.
Menikahkan anak gadis muslim dengan raja kafir agar banyak yang tertarik masuk Islam, katanya. Katanya itu adalah strategi dakwah wali songo. Referensi ???
Mengundang tukang mabok untuk konser di atas mimbar pesantren (mungkin nanti masjid) di hadapan para ustadz agar si pemabok mau diajak taubat. Harus begitu kah?
Dakwah memang bertahap. Tidak bisa langsung memaksakan syariat secara sempurna kepada ummat. Tapi tahapan-tahapan yang ditempuh harus dengan cara cara yang dibenarkan syariat, tidak dengan menghalalkan segala cara.