Menggambar Bapak
Terkadang aku mendengar
Suara bapak di antara desau
Daun jatuh, di antara jalanan
Yang tak mampu memaksaku
Beranjak atau berhenti
Sekali waktu, aku juga melihat kilau
Mata tembaga bapak beredar di seantero
Sudut gelap
Meraba setiap warna congkak
Membaca setiap gema
Yang memanjang
Malam ini aku hanya ingin
Menggambar bapak.
Menggambar bapak
Adalah menuntun kuas
Di lekuk-lekuk garis
Yang menolak layu.
Hidung bapak adalah dahan
Yang membiarkan tubuhnya
Dihinggapi daun-daun
Lalu menanggalkan mereka
Saat kemarau tiba
Alis bapak adalah rerumputan
Yang mengayun saat angin membersit,
Seumpama hari-hari menggantung di pundak tahun yang cemas.
Bibir bapak adalah tempat
Pertemuan antara keinginan melupakan atau meluapkankelopak ingatan di masa kecil
Aku ingin menyelam di samudra bapak
⸺di mana laut lebih luas⸺
Tetapi ia telah kering dan hanya menyisakan karang yang gersang.
Aku menyaksikan bapak
Menapaki lorong-lorong kecil, menyimpan segala tanya
Tentang tangan siapa
Yang menggambarnya
Oiz,
Malang, November 2019