Menggali Harta Karun di Pasar Saham
HIDAYATUNA.COM – Setiap orang pasti mendambakan bebas keuangan(financial freedom). Yaitu kondisi saat seseorang bisa menjalani kehidupan sosial serta ritual dengan tenang, tanpa sedikit pun terbebani masalah finansial.
Memang standar financial freedom masing-masing orang berbeda, tergantung sikap dan gaya hidupnya. Mau bersikap hidup sederhana atau foya-foya, semua bisa dicapai dengan tanpa bekerja, dan finansial tetap terjaga. Caranya dengan menggunakan kendaraan investasi, salah satunya adalah investasi dalam bentuk saham.
Saham terbukti menjadi kendaraan investasi para orang superkaya. Bisa diteliti hampir semua orang superkaya di dunia pasti memiliki saham. Begitu juga di Indonesia, bisa dilihat deretan orang terkaya di Indonesia juga melipatgandakan kekayaannya melalui dunia persahaman.
Jadi tidak hanya melalui kendaraan bisnis saja seseorang bisa mencapai kondisi financial freedom yang diinginkan. Bahkan hanya melalui kendaraan investasi saham saja (tanpa memiliki bisnis) seorang Waren Buffet bisa menjadi orang terkaya ketiga di dunia pada tahun 2015 versi majalah forbes.
Keuntungan Investasi Saham
Waren Buffet berhasil mengumpulkan kekayaan senilai lebih dari 1000 trilyun sejak usia 11 tahun hanya dari investasi saham. Sedangkan di Indonesia, orang mengenal sosok Lo Keng Hong yang memiliki aset portofolio senilai 2,5 trilyun yang didapatkannya hanya dari investasi saham.
Memang Lo Keng Hong bukanlah orang yang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia, namun dia adalah sosok yang diidam-idamkan gaya hidupnya bagi semua investor saham.
Sejak Lo Keng Hong resign dari dunia perbankan pada tahun 1996, kehidupan sehari-harinya hanya dihabiskan di teras rumah membaca laporan-laporan keuangan perusahaan.
Kehidupannya bisa full untuk keluarga, dan kekayaannya bisa berlipat ganda sampai tak terhingga. Sebab itulah literasi tentang saham menarik untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia yang mengharapkan financial freedom.
Bagi sebagian besar masyarakat, bermain saham seperti halnya bertaruh dalam sebuah permainan, pasang sekian lalu dapat sekian, persis seperti sebuah perjudian. Jika sudut pandangnya demikian maka tidak salah jika proses jual beli saham di nilai haram.
Pilihlah Saham yang Halal
Padahal menurut pengertian, saham adalah surat berharga yang mewakili kepemilikan atas sebagian perusahaan. Dengan demikian orang yang memiliki saham sebenarnya telah melakukan investasi pada sebuah perusahaan.
Sedangkan investasi halal dilakukan dalam Islam, seperti halnya sistem mudharabah. Dasar kehalalan saham ini juga telah diatur dalam Fatwa Dewan Syaria’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syaria’ah di Pasar Modal.
Namun perlu diingat, bahwa tidak semua saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia semua halal, harus diteliti lagi bahwa perusahaan harus menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syar’i.
Untuk lebih amannya dalam hal ini bisa memilih saham-saham berprinsip syar’i yang masuk daftar ISII (Indeks Saham Syariah Indonesia) atau JII (Jakarta Islamic Indeks). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sadar seutuhnya terhadap literasi saham.
Peluang Memulai Investasi Saham Masih Besar
Jika menilik data perkembangan literasi saham di Indonesia, pada akhir Juli 2020 jumlah investor di Indonesia yang tercatat di KSEI mencapai 1,2 juta investor, atau sekitar 0,5 % dari total penduduk Indonesia per semester I 2020 yang mencapai 268,58 juta jiwa.
Jumlah tersebut tentu masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapore yang sudah mencapai sekitar 27 % dan Malaysia yang sudah sekitar 8 % dari total jumlah penduduk mereka. Hal ini disebabkan minimnya literasi masyarakat Indonesia tentang saham.
Namun hal ini justru menjadi peluang yang bagus bagi kita untuk mulai mencoba investasi saham sedini mungkin. Bayangkan jika saat ini anda kemudian termasuk dari 1 % penduduk yang sadar dan menanamkan uang di pasar modal.
Seiring dengan meningkatnya literasi masyarakat tentang dunia saham, dapat dipastikan dalam beberapa tahun kedepan uang anda akan bertumbuh beberapa kali lipat.
Misal dalam 10 tahun kedepan jumlah investor saham di Indonesia meningkat menjadi 10 %, maka kemungkinan uang anda akan berlipat 10 kali, tentu dengan pemilihan saham pada perusahaan yang tepat.
Mulailah Investasi dari Sekarang!
Sesuai hukum supply and demand, semakin tinggi permintaan atau pembelian saham terhadap sebuah perusahaan, maka harga saham dari perusahaan tersebut akan cenderung naik.
Sebagai contoh harga saham dari bank BCA pada 23 Januari 2010. Pada level 2.775/saham, 15 Januari 2020 mecapai level 35.300/saham. Naik sekitar 1270 %. Tentu akan semakin menarik untuk harga 10 tahun ke depan.
Oleh sebab itu selagi masih muda, mulailah mengubah uang kita menjadi aset berupa saham. Nilainya bisa berlipat ganda tanpa harus bekerja. Selagi masih kuat menghasilkan uang dengan cara bekerja atau berwirausaha,
Dengan menyisihkan beberapa persen dari penghasilan kita untuk diinvestasikan ke saham, tentu dengan ilmu yang matang. Kita pun telah menjamin tambahan penghasilan saat masa pensiun. Sekaligus memutus mata rantai sandwich generation (generasi penopang hidup generasi dibawah/anak dan diatas/orang tua) yang telah turun temurun berlaku.
Bahkan impian pensiun usia muda dengan kondisi financial freedom pun menjadi hal yang tidak mustahil dicapai. Jika kita tepat dalam menerapkan strategi investasi. Seperti kata Lo Keng Hong yang menyebutkan bahwa penggalian harta karun terbesar bukan di dasar lautan atau di kedalaman tanah, namun di pasar saham.