Mengenang Gempa Jogja Mei 2006: Gus Dur Tahu
HIDAYATUNA.COM – Pagi itu, tanggal 27 Mei 2006 Mbah Wali Gus Dur dan murid-muridnya termasuk Shuniyya berada di Utan Kayu Jakarta Timur. Beliau sedang mengambil sikap untuk menenangkan para pendukungnya karena situasi sedang memanas.
Ada sekelompok orang yang mengutip ucapan beliau secara ngawur dan disebarluaskan. Atas hal itu, muncullah kesan seakan-akan Mbah Wali mengatakan bahwa Alquran adalah Kitab paling porno sedunia. Fitnah ini masih bergulir hingga detik ini.
Hal inilah yang juga salah satu yang melatar belakangi mengapa beliau didemo saat mengisi acara di Purwakarta. Sebenarnya Banser sudah siap pasang badan, tapi beliau memilih mengalah meninggalkan tempat supaya tidak terjadi pertumpahan darah.
Tentu saja semua elemen Nahdlatul Ulama tidak bisa menerima perlakuan ini. Di tengah persiapan itu, di saat beliau sedang klarifikasi kejadian yang sesungguhnya dan bagaimana dipelintirnya pernyataan beliau sehingga memanasnya suasana, tiba-tiba wajah beliau berubah.
Beliau memutus pembicaraan dan mengatakan, “Saat ini saudara kita di Jogja sedang tertimpa musibah besar, yang meninggal ada 1000 orang. Mari kita berkirim doa untuk mereka.”
Kami pun berdoa sesuai dengan panduan beliau, tapi tentu saja dengan kebingungan karena memang tidak ada berita apa pun. Setelah itu kami mencoba menghubungi kerabat dan sahabat di Jogja dan ternyata semua komunikasi terputus total.
Sore hari, kami mendapat berita bahwa Jogja mengalami gempa dahsyat sehingga menewaskan 3000 orang (terakhir terkonfirmasi hampir 6000 orang wafat).
Pada saat Mbah Wali menyampaikan itu, dari mana beliau tahu? Siapa yang memberitahukannya, sementara beliau tidak ada yang membisiki dan sedari pagi-pagi sekali sudah bersama kami?
Gempa Jogja terjadi pukul 05.55 pagi, dan sejak ba’da subuh beliau sudah bersama kami. Pada masa itu juga belum ada media sosial seperti sekarang ini..
Kagem Mbah Wali Gus Dur dan semua korban gempa Yogyakarta 2006.. Al Fatihah..