Mengenal Qutub Jehan Kidwai, Salah Satu Pembicara KUPI II

 Mengenal Qutub Jehan Kidwai, Salah Satu Pembicara KUPI II

Mengenal Qutub Jehan Kidwai, Salah Satu Pembicara KUPI II (Foto/uri.org_Qutub Jehan Kidwai)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Qutub Jehan Kidwai, adalah salah satu pembicara dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia dalam sesi Kongres Internasional.

Qutub Jehan Kidwai adalah Ketua Network for Education, Empowerment, Development and Awareness (NEEDA), India. Qutub berasal dari Mumbai, India.

Sebagai perempuan muslim di India, Qutub menyadari banyak tanggung jawab yang ia emban.

Islam adalah agama minoritas di India. Sama halnya dengan di dunia barat, seperti Amerika, pemeluk Islam sering diopresi karena dianggap sebagai ancaman.

Ia terus bertanya kepada dirinya, mengapa Islam diperlakukan seperti itu?

Qutub juga sering menyampaikan ulang pertanyaan tersebut manakala ia berkesempatan menjadi pembicara dalam suatu pertemuan.

Ia tidak ingin perlakuan dunia terhadap Islam menjadi langgeng dan generasi berikutnya harus mewarisi ketidakadilan ini.

Qutub menyelesaikan studi formalnya pada bidang Antropologi dan Sosial.

Selain itu ia juga menempuh pendidikan pilot. Saat itu, ia adalah satu-satunya pelajar perempuan di akademi tersebut.

Ia bahkan mendapatkan lisensi penerbangan pada usia 18 tahun. Ia memang pembelajar yang cepat.

Qutub mengakui, pencapaian dalam hidupnya tak lepas dari dukungan dari keluarganya. Ibunya selalu mensupport apapun keputusannya.

Bahkan meski lingkungan memandang Qutub sebagai sosok perempuan yang mendekati perkara haram, seperti memakai celana atau kemeja yang mencirikan penampilan laki-laki.

Selama 15 tahun lamanya, Qutub memimpin Gerakan URI (United Religion Initiative) yang mempromosikan keharmonisan antar agama, perdamaian, keadilan, serta isu lingkungan.

Tak hanya berada di tampuk petinggi organisasi, Qutub juga pernah melebur bersama masyarakat sipil manakala kerusuhan komunal Hindu-Muslim berkecamuk.

Ia bergabung dalam tim investigasi, dan membantu pemulihan korban di kamp-kamp bantuan.

Tentu saja, Qutub tak membedakan kasta maupun agama saat menolong para korban tersebut.

Qutub memiliki cita-cita besar. Ia tidak hanya ingin memperjuangkan masyarakat muslim India, tapi juga kaum Protestan di Pakistan.

Ia ingin berjuang untuk siapapun, baik kaum minoritas, perempuan, dan masyarakat terpinggirkan di seluruh dunia yang mengalami pelanggaran hak.

Dalam menjalankan pilihan hidupnya sebagai pendukung feminisme dalam Islam, Qutub terinspirasi dari salah satu ayat Al-Qur’an, Surat Al Ahzab ayat 35.

إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

 

Artinya:

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,

laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’,

laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,

laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,

Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S Al-Ahzab 35)

Dalam ayat ini tampak jelas kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki tanggung jawab dan nilai yang sama di mata Allah.

Berbagai sosok perempuan muslim di masa kenabian juga turut menginspirasinya.

Contohnya Khadijah, ia memang dikenal sebagai istri pertama Rasulullah saw.

Tetapi di balik itu, Khadijah adalah ummul mukminin. Ia adalah pengusaha perempuan yang sukses.

Ia orang pertama yang mengucapkan syahadat dan mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw.

Ia berkontribusi besar bagi kemajuan Islam saat itu. Ia berani menanggung resiko dengan memilih mendukung Nabi Muhammad saw. Ia mempertaruhkan hartanya dan jiwanya.

Aisyah, juga salah satu perempuan yang berpengaruh besar. Hampir 80% hadist yang yang tercatat diriwayatkan oleh Aisyah.

Lantas, mengapa sebagian orang berpendapat bahwa perempuan nilai agamanya hanya setengah?

Sosok Hafsah binti Umar, ia adalah singa betina di masa itu.

Ia terpilih sebagai orang yang dipercaya untuk menjaga salinan pertama Al Quran pada masa khalifah keempat.

Pada saat itu, Islam sudah tersebar luas hingga ke negara-negara Eropa dan Timur Tengah.

Namun, mengapa memilih mempercayakannya pada seorang perempuan? Hal ini tentu menunjukkan, seseorang bukan hanya dinilai dari jenis kelaminnya.

Tapi juga kemampuan, keberanian, dan tanggung jawabnya.

Tentunya, masih banyak tokoh perempuan muslim di masa kenabian yang menginspirasi Qutub.

Oleh karena itulah, Qutub selalu menginginkan para perempuan muda turut andil dalam menjaga perdamaian dan menyuarakan keadilan.

Ia ingin para perempuan mendapatkan akses pendidikan dan menebarkan manfaat bagi sekitarnya.

Ia ingin para perempuan yang berpendidikan tidak menyia-nyiakan apa yang telah ia peroleh.

Para perempuan harus berjuang bersama untuk kaum mereka sendiri, minoritas, dan kelompok yang terpinggirkan.

Ia tidak ingin seorang perempuan menghentikan perannya manakala ia telah menikah.

Ia ingin para perempuan membuktikan bahwa diri mereka layak untuk menjadi pemimpin.

Karena kontribusi para perempuan amat berpengaruh bagi kemajuan bangsa.

Bagi Qutub yang bergerak dalam perjuangan keadilan untuk perempuan dan kaum minoritas, KUPI memberikan dorongan moral.

Pembicaraan KUPI akan berdampak bagi seluruh perempuan di berbagai belahan dunia.

KUPI akan turut serta berkontribusi mencari jalan keluar untuk menghadapi berrbagai permasalahan perempuan.

Seperti perkawinan usia anak, perceraian, dan praktik adat yang merugikan perempuan,

Qutub yakin, KUPI akan memperkuat hak-hak perempuan muslim dan mampu memunculkan kembali kebenaran literatur Islam yang tersembunyi secara berabad-abad. []

Rezha Rizqy Novitasary

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *