Mengenal Perbedaan Antara Nikmat dan Istidraj
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Banyak orang salah paham dalam memahami antara nikmat dan istidraj. Sekalipun keduanya nyaris sama, namun sejatinya berbeda.
Lantas apa perbedaan antara nikmat dan istidraj itu sendiri? Menanggapi hal itu, ulama muda KH Arrazy Hasyim atau yang lebih familiar disapa Buya Razi memberikan penjelasan antara nikmat dan istidraj.
Menurut Buya Razi, nikmat merupakan pemberian anugerah dari Allah SWT. Dimana semakin membuat bertambahnya ketakwaan pada diri seseorang tersebut dan rasa syukur.
“Nikmat itu bertambah pemberian, atahoullahnya (anugerah dari Allah SWT) bertambah. Bertambah taatnya, bertambah syukurnya, bertambah takutnya kepada Allah,” kata Buya Razi dalam video singkat diunggah akun Instagram @buyaarrazykalsel, dikutip Selasa (09/08/2022).
Sementara itu, lanjut dia, istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah, agar mereka terus menerus lalai.
“Kalau istidraj, tambah nikmat tambah merasa sok suci. Itulah yang terjadi pada sebagian orang yang sedang mencari jalan menuju Allah, tapi salah jalan,” jelasnya.
Misalnya, ada orang mengaku sudah hijrah, namun dirinya masih gemar menyalahkan orang lain. Berkata kasar, suka mencaci orang lain dan lain sebagainya.
Untuk itu, Buya Razi menjelaskan bahwa untuk membedakan nikmat dan istidraj, seseorang jangan pernah merasa baik ataupun merasa paling suci sendiri. Sebab hal demikian ini bisa membutakan seseorang.
Ia menambahkan seseorang yang memiliki masa kelam, kemudian berubah dan bisa mengenal Allah SWT, maka hal itu merupakan anugerah.
“Jadi bagi orang yang kenal Allah, masa lalu yang gelap itu, anugerah!” tandasnya.