Mengenal Pemikiran Syekh Hamzah Fansuri

 Mengenal Pemikiran Syekh Hamzah Fansuri

Mengenal Pemikiran Syekh Hamzah Fansuri (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Syekh Hamzah Fansuri merupakan salah satu ulama besar yang dimiliki Indonesia. Di mana pemikirannya telah mengilhami perkembangan Islam di Nusantara.

Lantas seperti apa pemikiran dari sosok ulama besar asal Aceh tersebut?

Dilansir dari buku Biografi Ulama Nusantara karya Rizem Aizid disebutkan bahwa dari aspek pemikiran, Syekh Hamzah Fansuri mendapatkan pengaruh dari neo-platonisme dan Ibu ‘Arabi.

Di mana pemikiran sufistiknya tampak didasarkan pada sebuah hadis “man ‘arafa nafsahu fa qad ‘arafa rabbahu”, yang artinya barang siapa mengenal dirinya, maka pasti ia mengetahui Tuhannya).

“Karena itu, Syekh Hamzah Fansuri berpandangan bahwa Dzat dan hakikat Tuhan itu sama dengan zat serta hakikat alam semesta seisinya,” tulis Rizem Aizid.

Selain terpengaruh neo-platonisme dan Ibnu ‘Arabi, pemikiran Syekh Hamzah Fansuri dalam bidang tasawuf juga dipengaruhi oleh Saduridin al-Qurnawi dan Fakhrudin ‘Iraqi.

Sebagai tokoh pendukung wahdatul wujud, Syekh Hamzah Fansuri mengajarkan bahwa Tuhan lebih dekat dari pada leher manusia sendiri.

Tuhan juga tidak bertempat, sekalipun sering dikatakan bahwa Dia ada di mana-mana.

“Ketika menjelaskan ayat fa ainama tuwallu fa tsamma wajhullah (Qs. al-Baqarah [2]: 115), Syekh Hamzah Fansuri menyatakan bahwa kemungkinan untuk memandang wajah Allah Swt di mana-mana merupakan wahdatul al-wujud,” jelasnya.

Dalam penafsiran “wajah Allah”, para sufi mengartikannya sebagai sifat-sifat Tuhan, seperti Pengasih, Penyayang, Jalal, dan Jamal.

Sebagai informasi, Hamzag Fansuri selain dikenal sebagai seorang sufi, ia juga dikenal sebagai seorang sastrawan, pujangga, dan guru agama.

Ia lahir pada pertengahan abad ke-15, dan wafat pada tahun 1527 Masehi. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *