Mengenal Latar Belakang Keluarga Ilmuwan Besar Al-Fazārī
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Muḥammad ibn Ibrāhīm al-Fazārī (w. 806), adalah sosok ilmuwan besar yang pernah dimiliki Islam. Ia merupakan seorang filsuf, matematikawan, dan juga astronom.
Islamic Scientific Heritage mengungkapkan bahwa sosok Al-Fazārī memiliki latar belakang keluarga dari sahabat Rasulullah saw yaitu Samura ibn Jundab.
Sebagaimana diketahui sosok Samura ibn Jundab adalah sahabat dekat Nabi Muhammad.
Lebih lanjut, al-Fazārī memiliki latar belakang keluarga ilmuwan, seperti ayahnya yang banyak membantu para ilmuwan seperti Yaʿqūb ibn Ṭāriq dan yang lain sebagainya.
“Bersama Yaʿqūb ibn Ṭāriq dan ayahnya, dia membantu menerjemahkan teks astronomi India oleh Brahmagupta, ke dalam bahasa Arab sebagai Az-Zīj ‛alā Sinī al-‛Arab, atau Sindhind,” ungkap Islamic Scientific Heritage dilansir dari akun twitternya, Senin (5/12).
Selain itu saudaranya yang bernama Ibrahim ibn Habib juga seorang ilmuwan terkemuka pada masa kekhalifahan Abbasiyah yang memerintah sejak 754 sampai 775 M.
“Saudaranya Ibrahim ibn Habib juga seorang ahli matematika dan astronom di istana Abbasiyah dari Khalifah Al-Mansur (memerintah 754–775). Dia menyusun berbagai tulisan astronomi (“di astrolabe”, “di bidang armillary”, “di kalender”),” jelasnya.
Sebagai informasi, al-Fazārī memiliki peran besar dalam perkembangan astronomi di masa Abbasiyah.
Bahkan ia disebut-sebut sebagai salah satu astronom paling awal di dunia Islam.
Di antara sumbangsih besarnya melalui pemikirannya dan penerjemahan sejumlah literatur asing.
Melalui sejumlah langkah yang ditempuhnya, al-Fazari ikut membawa Muslim berada di garda depan dalam pengembangan astronomi. []