Mengenal Ka’bah Sebagai Zero Magnitism Area

 Mengenal Ka’bah Sebagai Zero Magnitism Area

Mengenal Kabah

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ka’bah sebagai bangunan tua yang dibangun mula-mula di permukaan bumi dapat dimaknai sebagai pusat segala kiblat. Begitupula menjadi magnet dari segala penjuru. Pusat bumi ialah zero magnetism area atau area nol magnet.

Medan magnet merupakan pusat yang menghasilkan magnet. Ia merupakan ruang atau daerah yang mempunyai unsur interaksi magnetik.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin satu daerah atau satu titik mengandung medan magnet sebagai sumber pergerakan di muka bumi? Apalagi hal terebut berada di permukaan bumi yang disebut kerak bumi. Namun realitasnya begitulah adanya.

Hal ini ditemukan di daerah kota Madinah. Letaknya di daerah sekitar Gunung Uhud. Di daerah tandus dengan padang pasir yang luas tersebut juga ditemukan daerah yang disebut sebagai ilusi grafitasi.

Ka’bah diketahui sebagai pusat bumi dari sudut pandang fisika ilmiah. Seseorang yang memegang kompas di Ka’bah tidak akan menemukan sudut selatan dan utara sebagaimana di daerah lain. Sebab Ka’bah seperti halnya di kutub utara dan di kutub selatan sebagai sumbu medan magnet.

Atmosfer di Makkah

Begitupula keadaan atmosfer di Mekkah membuat seseorang merasa nyaman karena adanya radiasi yang bersifat infinite (tidak berujung). Seseorang yang berada di sekitar Ka’bah tidak akan mudah sakit.

Mengejutkannya, ketika radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Makanya seseorang yang tinggal di Mekkah akan bertahan hidup lebih lama, lebih segar, lebih sehat karena tidak banyak dipengaruhi efek gravitasi. Tidak heran kemudian seseorang muslim yang melakukan thawaf mengelili Ka’bah seakan menemukan kedamaian dan seolah-olah menemukan kehidupan yang baru.

Akibat efek positif ini karena adanya energi tersembunyi yang bersumber dari pancaran Ka’bah.

Kekuatan tersebut juga dipengaruhi oleh batu Hajar Aswad yang menjadi batu tertua di dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”

Ka’bah dalam Tafsir Al-Misbah

Mengenai Ka’bah sebagai pusat Rasulullah bersabda: “Ka’bah itu adalah sesistem tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.”

Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menafsiri Ka’bah sebagai pusat bagi manusia dalam surat Al-Maidah ayat 97 tersebut tidak hanya sebagai pusat peribadatan. Makna qiyaman linnas ialah tombak atau tonggak yang dijadikan tempat berdiri tegak.

Tonggak kemaslahatan tidak hanya bagi manusia, namun juga seluruh makhluk hidup di seluruh penjuru bumi.

Ka’bah memberikan rasa aman tidak hanya pada binatang tapi juga bagi manusia. Ka’bah diciptakan Allah untuk menjadi tempat kerinduan bagi hambanya.

Menciptakan dalam diri manusia keinginan untuk mengunjunginya dan mengagungkannya setiap waktu. Menjadi tonggak untuk mencapai ketenangan, untuk tegaknya kemaslahatan, kebahagiaan dan segala sumber kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.

Allah menjadikan Ka’bah tempat yang aman bagi siapapun. Sebagai meeting point (tempat bertemu) segala kebaikan dan kemanfaatan. Begitupula sebagai matsabatan linnas, yakni tempat kembali bagi segala kerinduan hamba kepada Tuhannya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *