Mengenal Ibnu Jinni: Pionir Linguistik Arab Modern

 Mengenal Ibnu Jinni: Pionir Linguistik Arab Modern

Antara Madzhab Kuffah dan Madzhab Basrah dalam Sejarah Linguistik Arab (Ilustrasi/ Istimewa)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ibnu Jinni adalah seorang ulama yang dilahirkan di kota Mosul, Irak utara.

Para sejarawan tidak menemukan catatan yang pasti terkait tahun berapa Ibnu Jinni dilahirkan.

Pendapat yang meraka sampaikan bersifat spekulatif. Mereka menulis Ibnu Jinni dilahirkan sebelum tahun 330 H.

Imam Abul Fida menulis tahun kelahiran Ibnu Jinni adalah tahun 302 H. Sejarawan Ibnu Qadli Syuhbah menyatakan usia Ibnu Jinni saat meninggal 70 tahun.

Jika dihitung dari tahun wafatnya, yaitu tahun 392 H. maka tahun kelahirannya adalah 322 H. atau 321 H.

Riwayat pendidikan Ibnu Jinni bermula di tanah kelahirannya, Mosul.

Di sana, dia belajar ilmu nahwu kepada Ahmad bin Muhammad al-Maushiliy asy-Syāfi’iy yang dikenal dengan sebutan al-Akhfasy.

Saat itu, ilmu nahwu di kota Mosul sudah berkembang pesat. Ilmu ini dibawa pertama kali oleh Maslamah bin Abdullah al-Fihriy.

Banyak ulama ilmu nahwu yang lahir dari kota ini.

Ibnu Jinni hidup pada abad keempat hijriyah (abad ke 10 M) yang merupakan abad puncak perkemnbangan dan kematangan ilmu-ilmu keislaman yang pada umumnya para ulama pada abad itu tidak saja meguasai satu disiplin pengetahuan, tetapi juga menguasai disiplin-disiplin lainnya.

Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila para penulis biografi Ibnu Jinni menyatakan bahwa karya-karya tokoh yang satu ini menggabungkan teori linguistik, teori prinsip fiqh (ushul fiqh), juga teori ilmu kalam karena beliau adalah seorang penganut madzhab mu’tazilah, madzhab yang juga dianut oleh guru besarnya yaitu Abu Ali al-Farisi.

Ibnu Jinni menetap di Baghdad hingga wafatnya pada tahun 392 H, tepatnta pada malam jum’at.

Baik ulama sezamannya, maupun generasi para ahli bahasa yang muncul kemudian mengakui bahwa penguasaan dan keluasan pengetahuan Ibnu Jinni atas linguistik Arab, Abu Tayyib al-Mutanabbi (w. 356 H), penyair yang sangat terkenal dan juga merupakan sahabat dekat Ibnu Jinni mengatakan ”Dia adalah sosok yang kehebatrannya belum diketahui oleh banyak orang”.

Bahkan apabila Al-mutanabbi ditanya tentang makna suatu kata yang ia ucapkan (dalam puisinya), atau tanda harakat (i’rab) yang dianggap aneh, dia selalu menjawab,

“Tanyakan saja pada Syaikh Juling, Ibnu Jinni, dia akan menjawab semuanya.”

Demikian pula Thash Kubri Zadah yang dikenal dengan Ahmad bin Mustafa, dalam bukunya Miftah as-Sa’adah.

Ia menyebutkan bahwa Ibnu Jinni adalah seorang Intelek yang cerdas, memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam di bidang nahwu dan sharaf.

Ibnu Jinni adalah linguis yang prolific dan produktif. Ini dibuktikan dengan berbagai karyanya.

Karya-karya Ibnu Jinni

Sebagai salah satu ulama yang dedikasi dan pemikirannya sangat besar bagi perkembangan bahasa Arab, Ibnu Jinni berhasil meciptakan banyak sekali karya khususnya yang kitab-kitab lingustik.

Berikut adalah beberapa karya-karya yang dihasilkan oleh Ibnu Jinni:

  1. Al-Khasa’is
  2. At-Tamam
  3. Sirr al-Sina’at
  4. Al-Munsif
  5. Syahru Mustagliq Abyati al-Hamasah
  6. Ta’aqub al-‘Arabiyah
  7. Syahru al-Masqud wa al-Mamdud li Ibni as-Sikkit
  8. Al-Fasr (Tafsir Diwan al-Mutanabbi al-Kabir)
  9. Tafsir Ma’ani Diwani al-Mutanabbi as-Shagir
  10. Kitab al-Faiq
  11. Kitab al-Khatib
  12. Mas’alatani fil Aimani li Muhammad ibn al- Hasan as-Syaibani
  13. ‘Ilal at-Tasniyah
  14. Kitab al-Muhazzab
  15. At-talqin fi an-Nahwi
  16. Kitab al-Muzakkar wal Mu’annas. []

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *