Mengenal Gus Maksum dan Kedigdayaannya
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – KH. Maksum Jauhari (Gus Maksum) ialah kiai kharismatik yang mengusai “ilmu-ilmu kesaktian” di dalam tradisi pesantren.
KH. Maksum Jauhari diakui banyak kalangan NU sebagai pendekar, sebagaimana KH. Abdullah Abbas Cirebon yang dikenal sakti.
Nur Khalik Ridwan dalam buku “Ensiklopedia Khittah NU: Jilid 4” menjelaskan pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama, dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu, sharaf, sejarah Islam, dan seterusnya.
Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar, dan tahan uji.
“Pesantren dulu tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama namun juga mengajarkan ilmu-ilmu kedigdayaan,” ungkap Nur Khalik, dikutip Rabu (09/11).
Tak mengherankan, selain alim, para kiai jaman dulu juga terkenal sakti. Mereka adalah pendekar pilih tanding. Dalam perkembangannya, ilmu bela diri di lingkungan pesantren mulai surut.
Menurut Nur Khalik, ada dua sebab. Pertama, berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah euforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit.
Kedua, perkembangan ajaran pemurnian yang menganggap ilmu-ilmu sejenis itu sebagai syirik. Dan hal itu kurang mendapat perlawanan dari kiai-kiai NU.
“Dari situlah kemudian ada upaya sebagian kiai, termasuk Gus Maksum untuk mengembangkan tradisi itu dan diwadahi dalam NU,” jelasnya.
Sebagai informasi, Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada 8 Agustus 1944. Ayahnya KH. Abdullah Jauhari dan ibu Siti Aisyah.
Gus Maksum adalah salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, KH Manaf Abdul Karim. []