Mengenal Corak dan Karakteristik Mamluk

 Mengenal Corak dan Karakteristik Mamluk

Islam Datang Menghapus Perbudakan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sejak pertengahan abad ke-13, kawasan Timur Dekat telah mengalami transformasi radikal di semua level dan bidang, baik politik, militer, ekonomi maupun sosial. Hal itu disebabkan oleh kedatangan kelompok-kelompok bangsa Turki lainnya melalui pengadaan atau pembelian barang.

Dr. Muhammad Suhail Thaqqus penulis buku berjudul Bangkit dan Runtuhnya Dinasti Mamluk mengungkapkan hal tersebut. Dalam pengantar bukunya, dikutip Selasa (13/7/2021), ia mengatakan dalam perjalanannya, mereka mampu merebut kekuasaan dan mewarnai kawasan yang ada dengan corak khusu.

Waktu itu, lanjut dia, kawasan ini sebenarnya telah mendapat tekanan dari tentara Salib. Akan tetapi front Islam internal justru menyaksikan kondisi disintegrasi yang semakin meningkat setelah kematian Shalahuddin Al-Ayyubi.

Konflik keluarga di antara para penguasa Ayyubi di satu sisi. Kemudian konflik antara mereka dengan sisa-sisa Saljuk di sisi lain, mencapai puncaknya.

“Hal ini pada gilirannya menjadi faktor yang mendorong para penguasa tersebut untuk mendatangkan sejumlah budak kulit putih. Mereka dikenal dengan sebutan Mamluk atau Mamalik dan memanfaatkannya untuk membentuk sebuah kelompok yang memperkuat posisi mereka,” sambungnya.

Mamluk mendapatkan pendidikan yang menyeluruh dan lengkap di akademi militer. Sebuah pendidikan yang berlandaskan pada kemampuan tempur dan sistem militer yang ketat yang terkait dengan sektor angkatan bersenjata.

Pada gilirannya, mereka menciptakan lingkungan sosialnya sendiri yang memiliki ciri-ciri khusu. Lingkungan itu berbeda dari bentuk bentuk kelompok masyarakat lain yang diciptakan oleh rezim sebelumnya, dalam hal manisfestasi kehidupan dan tujuan.

Corak dan Karakteristik Mamluk

Orang-orang Mamluk hidup secara ekslusif dalam lingkungan sosial mereka sendiri di dalam entitas mereka. Meskipun mereka menghidupkan dan melestarikan kembali kekhilafahan Abbasiyah dengan tujuan untuk mendapatkan legitimasi yang memang sangat mereka butuhkan.

“Akan tetapi, para khilafah tetap tersembunyi di balik bayang-bayang, dan masyarakat tetap menjadi badi bagi kelas militer yang berkuasa,” ungkap Dr Muhammad Suhail Thaqqus.

Ia menambahkan, sebenarnya, orang-orang Mamluk tidak berbaur dan berakulturasi dengan orang-orang Mesir. Mereka hidup memisahkan diri dari orang Mesir dan tidak menikahi wanita Mesir.

“Sehingga kemurnian ras mereka tetap terjaga. Di antara ciri mereka yang paling terkenal adalah mereka hidup terpisah dan tidak mau membaur dengan orang lain, serta membentuk kelompok kelompok atau faksi faksi yang saling bertikai dan bersaing di antara sesama mereka sendiri,” sambungnya.

Sebenarnya, lanjut Dr. Muhammad Suhail Thaqqus jika ingin memilih sebuah deskripsi karakteristik sejarah Mamluk yang lengkap. Maka kita tidak akan menemukan sebuah karakter yang lebih menonjol dan mencolok dari karakteristik fanatisme kelompok (ashabiyah) dan primordialisme.

“Sejarah Mamluk adalah sejarah dimana fanatisme kelompok begitu menonjol dengan sangat jelas. Setiap sultan memiliki kelompok parstisan sendiri yang terdiri para Mamluk yang loyal dan tunduk kepadanya,” ujarnya.

Semakin kuat kelompok partisan seorang sultan dan semakin banyak jumlah Mamluk yang dimilikinya. Maka dia semakin mampu dan kuat bertahan dalam menghadapi persaingan para amir dan konspirasi mereka.

Demikian juga, semakin kuat kelompok partisan seorang amir, maka semakin meningkat pula kemampuannya untuk menonjolkan diri mengalahkan para amir lainnya. Bahkan merebut kekuasaan dari tangan sultan yang sedang berkuasa.

Ini adalah sebuah fenomena sejarah yang unik dan menjadi ciri khas sejarah Dinasti Mamluk.

“Konflik yang terjadi di antara kelompok-kelompok partisan tersebut pada gilirannya mengganggu kehidupan keamanan, ekonomi dan pemerintahan,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *