Mengenal Adab Berjabat Tangan dalam Islam
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Berjabat tangan merupakan hal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meski demikian, menurut Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar ada tata cara dalam berjabat tangan.
Lantas seperti apa adab berjabat tangan dalam Islam? Kiai Miftach menjelaskan bahwa yang pertama adalah berjabat tangan hanya dibolehkan sesama jenis, pasangan suami istri, dan memiliki hubungan mahram.
“Laki sesama laki perempuan sesama perempuan, bisa laki dengan perempuan tapi mahram. Atau suami dengan istri, anak dan ibunya. Dengan saudara-saudaranya,” ungkap Kiai Miftach dilansir dari NU Online, Senin (14/8/2023).
Kedua, lanjut dia, etika berjabat tangan atau salaman lainnya adalah dengan memegang tangan satu sama lain dengan cukup lama.
“Jabatan tangan yang lama, ini dosa-dosanya rontok. Selama jabat tangan ini nempel, (dapat) pengampunan, maghfirah dari Allah swt,” sambungnya.
Ketiga, hendaknya saat berjabat tangan disertai dengan membaca kalimat-kalimat yang mengandung pujian kepada Allah dan istighfar dengan memohon ampunan Allah.
“Jadi kalau jabat tangan ditambahi alhamdulillah, astagfirullah,” kata Kiai Miftach.
Penjelasan tersebut disampaikan Kiai Miftach saat menguraikan hadits yang diriwayatkan Abu Umamah Al-Bahlil. Adapun arti dari hadist tersebut adalah sebagai berikut:
“Tidaklah bersalaman dua orang Muslim dan tidak terlepas tangan keduanya melainkan dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah swt.”
Ia menjelaskan bahwa dalam berjabat tangan terdapat fadhilah yang luar biasa di dalamnya. Di mana selain dapat menggugurkan dosa, fadhilah bersalaman juga bisa mengobati penyakit hati seperti rasa marah, dengki, dan hasud. []