Mengapa Banyak Hadis Nabi Yang Berbeda Redaksi ?
Mengapa Banyak Hadis Nabi Yang Berbeda Redaksi? Perlu diketahui bahwa ketika Rasulullah SAW berbicara sering banyak sahabat beliau yang mendengarkannya
HIDAYATUNA.COM – Sering kita temui hadis yang pada maknanya sama namun berbeda-beda dalam matan (redaksi)-nya, seperti doa berikut yang cukup populer bagi kita. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ………. وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kebingungan dan kesedihan. …….. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan penindasan manusia”. Ini adalah teks hadis yang biasa kita dengar, namun ada juga redaksi yang artinya “Aku Berlindung dari Lilitan Manusia dan Penindasan Hutang.” serta banyak contoh yang lain. Lalu kenapa ada banyak perbedaan redaksi hadis seperti ini ?
Perlu diketahui bahwa ketika Rasulullah SAW berbicara sering banyak sahabat beliau yang mendengarnya. Para sahabat memberitakan bahwa beliau berbicara dengan sangat jelas, dengan bahasa yang indah dan sering mengulangi kalimat-kalimat yang diucapkannya lebih dari sekali.
Hal ini menjadikan ucapan beliau mudah dihafal, kendati demikian tentu saja ada diantara ucapan beliau itu yang redaksinya tidak sepenuhnya sama dengan apa yang beliau ucapkan, apalagi kemampuan menghafal dan menangkap makna uraian antar para sahabat berbeda-beda.
Oleh karena itu walaupun para sahabat Nabi berusaha sekuat kemampuan untuk menyampaikan sepenuhnya apa yang mereka dengar sesuai dengan apa yang diucapkan Rasulullah SAW, namun dalam kenyataannya tidak sedikit dari apa yang mereka sampaikan hanya merupakan makna dari apa yang diucapkan Rasulullah SAW, yakni tidak sepenuhnya sama dengan redaksi yang beliau gunakan.
Dari sini kita dapat menemukan perbedaan-perbedaan redaksi hadis antara seorang perawi dan perawi lainnya atau ada yang menyampaikan secara sempurna namun ada juga yang lupa beberapa bagian. Namun demikian, perbedaan tersebut sangat kecil dan biasanya hanya dalam satu atau dua kata, begitupun dengan makna yang sama atau mirip. Misalnya pernah beliau berkata al-Fatihah namun dalam riwayat lain as-Sab al-Matsani. Walaupun berbeda, keduanya menunjuk pada surah pertama dalam mushaf karena keduanya merupakan dua dari banyak nama surat al-Fatihah. Wallau ‘Alam
Sumber : Prof. Dr. Qurasih Shihab