Meneladani Kiai Hasyim Asyari, Ramadhan: Momen Dekat dengan Alquran

 Meneladani Kiai Hasyim Asyari, Ramadhan: Momen Dekat dengan Alquran

Jadikanlah Stimulan untuk Membaca dan Mencari Tahu Lebih Jauh (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat di tunggu-tunggu oleh umat Muslim di dunia karena bulan ini adalah bulan yang penuh barakah, ampunan dan rahmat. Siapa yang tak senang menyambut bulan Ramadhan, manusia bahkan ahli kubur pun bahagia karena bulan ini siksa kubur ditunda dulu oleh Allah.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh istijabah doa-doa yang dimunajatkan oleh Allah insyaallah dikabulkan. Sebagaimana disebutkan dalam kitab oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyadus Shalihin tentang fadilah bulan puasa.

Nabi Muhammada bersabda:  “ketika bulan puasa datang, pintu langit dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.

Lantas ketika setan dibelenggu, tentu tidak ada yang menggoda manusia, bukan? Itulah salah satu kesitimewaan bulan Ramadhan. Meski Ramadhan kali ini, virus corona belum juga punah, oleh karena itu, momen ini bisa kita gunakan untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana yang kita tahu, Allah SWT. melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang beribadah di bulan Ramadhan ini. Salah satunya dengan menghatamkan Alquran yang setiap huruf yang dibaca pahalanya bernilai 10 kebaikan.

Jangan lupa! Alquran diturunkan tepat pada 17 Ramadhan. Itulah mengapa bulan Ramadhan menjadi momen yang pas untuk dekat dengan Alquran.

Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Hadrastussyaikh Kiai Hasyim Asyari yng sehari-hari dalam bulan Ramadhan selalu dihiasi dengan membaca Alquran. Berikut beberapa teladan yang patut kita contoh dari Hadrastussyaikh Kiai Hasyim Asyari yang dekat dengan Alquran.

  1. Menghatamkan Alquran ketika tarawih

Dalam hal melaksanakn ibadah, tak sedikit banyak orang dapat mencontoh kebiasaan Kiai Hasyim Asyari, yakni menghatamkan Alquran ketika bacaan salat tarawih. Setiap malam beliau selalu membaca satu juz selama mengerjakan salat tarawih sehingga pada akhir bulan ramadhan genaplah 30 juz dibaca.

Selain itu, kegiatan Kiai Hasyim Asyari ketika bulan Ramadhan semakin padat, salah satunya mengadakan kajian hadis  Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Bahkan pengajian itu turut mendatangkan ratusan kiai dari penjuru tanah air ke Tebuireng.

  1. Menangis ketika membaca Alquran

Dikisahkan, suatu ketika Kiai Hasyim Asyari usai salat tahajud, beliau membaca Alquran dengan pelan. Ketika membaca suatu ayat tertentu, ia menghentikan bacaannya dan menangislah beliau.

Peristiwa ini merupakan peristiwa yang kerap dialami oleh Kiai Hasyim Asyari yakni menangis ketika membaca Alquran. Para santri yang sudah mengetahui kebiasaan Kiai Hasyim Asyari tidak berani bertanya, kenapa sang kiai sering menangis ketika membaca Alquran pada malam hari?

Itulah kebiasaan KiaiHasyim Asyari yang ketika membaca Alquran selalu meneteskan air mata. Hal yang patut kita teladani, beliau selalu merasa banyak dosa ketika membaca Alquran.

  1. Setiap hari dihiasi dengan Alquran

Kiai Hasyim Asyari dikenal dengan sosok yang tak jauh dari ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Tentu saja semua beliau lakukan hanya ingin medanpatkan ridha dan ampunan Allah.

Apabila kita ingin meneladani dan ingin menghiasi diri kita dengan ibadah, sedikitnya ada dua hal yang patut ditiru, yaitu rajin mengerjakan salat dan rutin membaca Alquran. Kiai Hasyim Asyari menyediakan waktu khusus ketika hendak berdua dengan Alquran.

Disamping kesibukannya sebagai ulama dan pengasuh pesantren, beliau tetap istiqamah membacanya. Sebagaimana sabda Nabi, rumah yang jarang dibacakan Alquran maka, akan kelihatan suram.

Kiai Hasyim Asyari patut kita jadikan role model sebagai sarana untuk dekat Allah. Oleh karena itu, jika kita ingin dekat dengan Allah, ingin berbicara dengan Allah, bacalah Alquran. Momen dekat dengan Alquran bukan hanya di bulan Ramadhan saja, hanya saja bulan Ramadhan perlu kita jadikan motivasi sebagai sarana untuk dekat Allah dan mentadaburi isi kandungannya.

Wallahu a’lam.

Nafilah Sulfa

https://hidayatuna.com/

Penulis adalah santri aktif Pondok Pesantren Ziyadatut Taqwa Pamekasan Madura, dan Mahasiswi Ilmu Alquran dan Tafsir semester akhir di IAIN Madura. Pegiat kajian Feminisme.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *