Mencintai Berlebihan Itu Tidak Sehat
HIDAYATUNA.COM – Cinta menjadi sesuatu yang mampu membuat setiap manusia merasakan kebahagiaan. Kamu bahkan kerap mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa “cinta itu buta”.
Seperti itulah efek dari cinta yang membuat orang bisa mabuk kepayang dengan saling melibatkan perasaan secara mendalam.
Di tengah generasi milenial, kita mengenal istilah yang namanya bucin atau budak cinta. Istilah ini muncul tentunya dengan alasan, di mana cinta itu benar-benar sudah dirasakan dengan sangat dalam.
Hingga bukan sebatas perasaannya saja yang dilimpahkan, tetapi juga dari sikap dan perilakunya pada pasangan yang sangat perhatian dan berat hati untuk saling berpisah.
Namun, kita kembali lagi pada ajaran Islam bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik, termasuk mencintai seseorang. Hal ini telah dijelaskan dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda:
“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.”
Mencintai Secukupnya Saja
Apa pun yang dilakuan secara berlebih memang tidak baik, begitu juga dengan mencintai. Boleh saja kita mencintai seseorang, bahkan ini menjadi suatu hal yang wajar dan menjadi bagian dari tahapan menuju jenjang yang lebih serius.
Jika tidak dilandasi dengan cinta, bagaimana hubungan di antara keduanya bisa terjalin dengan hangat dan harmonis?
Namun, jangan sampai rasa cinta kita membuat hal lain menjadi terkesampingkan. Misalnya saja mengalahi rasa cinta kita kepada Allah SWT.
Jika hal ini terjadi, maka tidak menutup kemungkinan kita akan jauh dari jalurnya Allah SWT. Sedangkan kekuatan cinta antara kedua belah pihak itu sendiri juga atas campur tangan Allah di dalamnya. Hingga kemudian tetap kokoh dan abadi.
Selalu Ada Kata Pamit dalam Suatu Kebersamaan
Meskipun kita sudah berkomitmen untuk menghabiskan hidup bersama orang yang kita cintai, namun tidak bisa dipungkiri bahwa perpisahan itu nyata adanya. Suatu hari kata pamit pasti akan terjadi dan kita tidak bisa menolaknya.
Perpisahan itu bisa berupa cerai maupun meninggal. Kita harus ingat bahwa kehidupan ini begitu dinamis. Segala kondisi bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Terkadang janji yang kita ucapkan di awal, jika di dalam pertengahan jalan takdir berkata lain, bisa apa kita? Janji itu seketika akan musnah begitu saja.
Itulah mengapa, dalam mencintai hendaknya secukupnya saja. Dengan begitu, suatu saat jika perpisahan itu terjadi, perasaan kita tidak benar-benar hancur. Melainkan mampu untuk mengontrolnya dan tetap bisa melihat dari sudut pandang yang lebih positif dari kejadian tersebut.
Mencintai Secukupnya Buat Diri Lebih Sehat
Percayakah kamu bahwa dengan mencintai yang secukupnya bisa membuat diri ini tetap sehat? Bayangkan saja jika cintamu sudah sangat dalam hingga tak mampu untuk menerima suatu perpisahan, maka yang terkena imbasnya adanya fisik dan mentalmu yang akan sakit.
Rasa stres, tertekan, dan kesedihan yang mendalam akan memengaruhi kondisi kesehatanmu. Hal ini bisa bermula dari kamu yang menjadi tidak nafsu untuk memasukkan makanan dan kemudian memunculkan berbagai penyakit. Hal seperti ini sama saja dengan menyakiti diri sendiri.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mencintai diri sendiri, maka perlakukanlah secara baik. Termasuk dengan memberikan kadar cinta yang sedang-sedang saja.
Mencintai adalah hak setiap orang. Namun, berikanlah batasan di dalamnya supaya kita tetap bisa berlapang dada jika suatu hari terjadi kondisi yang tidak diinginkan. Selain itu, dengan mencintai yang secukupnya, maka kita pun akan tetap melibatkan Allah SWT di dalam kehidupan kita.