Menag: Perkuat Mengawal Moderasi Beragama di Pesantren dan Madrasah

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Dalam menjaga atau memastikan tidak ada peserta didik dan mahasiswa yang terpapar paham ekstrem atau radikal, Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi meminta jajarannya, terutama Direktur jenderal pendidikan islam untuk bersinergi dalam mengawal penguatan moderasi beragama di madrasah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi keagamaan islam (PTKI).
“Hal ini penting untuk memastikan tidak ada peserta didik atau mahasiswa yang terpapar paham keagamaan yang ekstrem dan radikal. Kita tidak mau pendidik dan murid yang memiliki paham ekstrem atau radikal,” ungkapnya, dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa 29 Oktober 2019.
Selain itu ia juga mengingatkan bahwa lembaga pendidikan di bawah Kementerian agama sangat banyak. Karena itu semua pihak harus bersinergi agar tidak ada pemangku kepentingan yang terpapar paham ekstrem ini.
“Mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah, dan ini bisa dimulai dengan penguatan konten moderasi beragama pada bahan ajar di madrasah dan PTKI,” ujarnya.
Sementara, Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, di waktu yang sama, menjelaskan bahwa Ditjen Pendis terdiri dari beberapa direktorat. Di antaranya Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat GTK Madrasah, Direktorat PD Pontren dan Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI).
“Terutama, saya lebih menyoroti keberadaan Madrasah dan Pondok pesantren. Sebab, jumlahnya cukup banyak, dari madrasah dan pesantren itulah munculnya generasi-generasi bangsa untuk ke jenjang yang lebih tinggi.
“Jadi, mereka inilah yang harus lebih awal ditanamkan paham-paham Islam wasathiyah (islam rahmatan lil alamin). Selain itu, jumlah madrasah ada 82.418, pesantren sebanyak 250.081 lembaga, Perguruan tinggi ada sebanyak 793 terbagi atas 17 UIN, 34 IAIN, tujuh STAIN, dan sebanyak 735 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS),” jelasnya.
Program bahan ajar dan pelajaran yang diajarkan baik di Madrasah maupun pesantren, hingga saat ini, sudah berjalan dengan baik dan diberi pengawalan agar siswa jauh dari paham-paham ekstrem. Ditambah sekarang ini
“Ditjen Pendidikan Islam sedang membuat buku untuk konsumsi Madrasah dan pondok pesantren yang kontennya terkait moderasi beragama di dalamnya yang mencangkup Islam wasathiyah,” tukas Kamaruddin Amin.