Benarkah Zikir Sesudah Salat Bid’ah? Ini Jawabannya
HIDAYATUNA.COM – Rupanya masih banyak yang menyalahkan zikir sesudah salat yang diamalkan para Kiai dan Habaib bukan karena penguasaan ilmu yang luas, tapi karena miskin literasi.
1. Istighfar
Sesudah salat dianjurkan membaca zikir berupa istighfar. Redaksi istighfar yang biasa dibaca para kiai kita bersumber dari kitab Mu’jam Ausath karya Thabrani:
ﻋﻦ اﻟﺒﺮاء ﺑﻦ ﻋﺎﺯﺏ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺩﺑﺮ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ: ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ اﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ اﻟﺤﻲ اﻟﻘﻴﻮﻡ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ، ﻭﺇﻥ ﻓﺮ ﻣﻦ اﻟﺰﺣﻒ»
Hadis: “Barang siapa membaca tiap selesai salat “Aku meminta ampunan kepada Allah, Tiada Tuhan selain Allah, yang Maha Hidup dan Maha Mengurus segala sesuatu. Aku bertaubat kepada Allah”. Maka Allah akan memberikan ampunan walaupun ia lari dari perang.”
Kemudian ada yang berkomentar bahwa “Itu, kan daif?” Tapi ada riwayat dari Sahabat dalam kitab Mushannaf Abdir Razzaq:
ﻋﻦ ﻣﻌﺎﺫ ﺑﻦ ﺟﺒﻞ ﻗﺎﻝ: ” ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺪ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ: ﺃﺳﺘﻐﻔﺮ اﻟﻠﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ اﻟﺤﻲ اﻟﻘﻴﻮﻡ ﻭﺃﺗﻮﺏ ﺇﻟﻴﻪ، ﺛﻼﺙ ﻣﺮاﺕ، ﻛﻔﺮ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﺮ ﻣﻦ اﻟﺰﺣﻒ “
2. Fatihah
Nah, ini yang agak berat, tapi semoga bisa mengerti perihal ijtihad ulama. Membaca zikir berupa surah Fatihah setelah salat lebih kepada doa dan berikut beberapa Fatwa Ulama kita:
Dari hadis dan riwayat Ulama Salaf berikut:
” ﻓﺎﺗﺤﺔ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﺷﻔﺎء ﻣﻦ ﻛﻞ ﺩاء “
“Fatihah adalah obat dari setiap penyakit.” (HR Baihaqi dalam Syuab Al-Iman)
ﻭﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﺜﻮاﺏ ﻷﺑﻲ اﻟﺸﻴﺦ ﻻﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ ﻋﻦ ﻋﻄﺎء ﻗﺎﻝ: “ﺇﺫا ﺃﺭﺩﺕ ﺣﺎﺟﺔ ﻓﺎﻗﺮﺃ ﻓﺎﺗﺤﺔ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﺣﺘﻰ ﺗﺨﺘﻤﻬﺎ ﺗﻘﻀﻰ ﺇﻥ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ”
Abu Syekh Ibnu Hibban meriwayatkan dari Atha’: “Jika kamu memiliki hajat maka bacalah Surat Fatihah sampai khatam. Maka akan dikabulkan insyaallah.” (Al-Hafidz As-Suyuthi, Ad-Durar Al-Muntatsirah 1/155)
Dari beberapa riwayat inilah Syekh Mulla Ali Al-Qari berkata:
هذا أَصلٌ لِمَا تعارفَ النَّاسُ عليه مِن قراءة الفاتحة لقضاء الحاجات، وحصول المهمات
“Ini adalah dasar bagi kebiasaan umat Islam yang membaca Fatihah untuk terkabulnya hajat dan memperoleh hal-hal penting.” (Al Asrar Al-Marfu’ah, 1/253)
Pendapat Ulama Syafi’iyah
Sementara Ulama Syafi’iyah mengambil dari Fatwa Imam Ramli:
(ﺳﺌﻞ) ﻋﻦ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻋﻘﺐ اﻟﺪﻋﺎء ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻠﻮاﺕ ﻫﻞ ﻟﻬﺎ ﺃﺻﻞ ﻓﻲ اﻟﺴﻨﺔ ﺃﻡ ﻫﻲ ﻣﺤﺪﺛﺔ ﻟﻢ ﺗﻌﻬﺪ ﻓﻲ اﻟﺼﺪﺭ اﻷﻭﻝ، ﻭﺇﺫا ﻗﻠﺘﻢ ﻣﺤﺪﺛﺔ ﻓﻬﻞ ﻫﻲ ﺣﺴﻨﺔ ﺃﻭ ﻗﺒﻴﺤﺔ ﻭﻋﻠﻰ ﺗﻘﺪﻳﺮ اﻟﻜﺮاﻫﺔ ﻫﻞ ﻳﺜﺎﺏ ﻗﺎﺋﻠﻬﺎ ﺃﻡ ﻻ؟
(ﻓﺄﺟﺎﺏ) ﺑﺄﻥ ﻟﻘﺮاءﺓ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻋﻘﺐ اﻟﺪﻋﺎء ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻠﻮاﺕ ﺃﺻﻼ ﻓﻲ اﻟﺴﻨﺔ ﻭاﻟﻤﻌﻨﻰ ﻓﻴﻪ ﻇﺎﻫﺮ ﻟﻜﺜﺮﺓ ﻓﻀﺎﺋﻠﻬﺎ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – «ﻓﺎﺗﺤﺔ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻣﻌﻠﻘﺔ ﻓﻲ اﻟﻌﺮﺵ ﻟﻴﺲ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﻭﺑﻴﻦ اﻟﻠﻪ ﺣﺠﺎﺏ»
Ar-Ramli ditanya perihal membaca Fatihah setelah doa. Adakah dasarnya ataukah bid’ah? Karena tidak ada di masa awal Islam. Jika bid’ah, apakah baik atau buruk? Jika makruh apakah pembacanya mendapatkan pahala?
Ar-Ramli menjawab: “Membaca zikir Fatihah setelah salat memiliki dasar dalam hadis. Maknanya jelas karena banyak keutamaan. Padahal Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Fatihah digantung di langit. Tidak ada hijab antara Fatihah dan Allah”* (Fatawa Ar-Ramli, 1/160)