Membincang Kenangan Ibnu Khaldun Terhadap Ishaq Al-Ghazi
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Seorang hakim, ahli fikih, ulama besar, filsuf, sejarawan yaitu Abdurrahman bin Muhammad Khaldun atau yang akrab disapa Ibnu Khaldun yang menjadi professor dalam disiplin ilmu sosial, lahir pada tahun 732 H dan meninggal tahun 808 H.
Ibnu Khaldun mengatakan dalam kitab muqaddimah-nya,
“Sesungguhnya melakukan perjalanan mencari ilmu dan bertemu dengan para syaikh adalah tambahan kesempurnaan dalam belajar.”
Sebab orang-orang orang akan mengambil pengetahuan, akhlak, madzhab, dan keutamaan dari para syaikh tersebut.
Pada satu kesempatan sebagai ilmu, pelajaran, pertemuan, dan pada kesempatan lain sebagai muhakah (mengisahkan), talqin (mendikte) secara langsung.
Adapun kemampuan dalam pertemuan langsung dan talqin sangatlah bermanfaat dan sangat kuat menancap. Seberapa banyak guru maka akan menghasilkan kemampuan dan menancap dengan kuat.
Istilah-istilah dalam mempelajari ilmu-ilmu akan bercampur aduk bagi orang yang belajar sehingga terkadang banyak di antara mereka yang menyangka bahwa istilah-istilah tersebut merupakan bagian dari ilmu.
Hal ini tidak bisa dicegah kecuali dengan langsung berhubungan dengan ilmu tersebut karena banyaknya jalur istilah dari guru.
Bertemu langsung dengan ahli-ahli ilmu dan banyaknya guru akan bermanfaat untuk membedakan istilah-istilah tersebut yang dianggap bahwa jalan para guru tersebut berbeda-beda, sehingga ilmu dapat dibersihkan dari istilah-istilah tersebut.
Pada akhirnya akan diketahui bahwa istilah- istilah itu merupakan beberapa segi dalam pembelajaran dan cara untuk sampai kepada suatu ilmu.
Selain itu, akan membangkitkan kedalaman ilmu dan memiliki kemampuan yang melekat serta akan dapat men-tashih pengetahuan-pengetahuan yang ada dan dapat membedakannya dari yang lain.
Dengan berhubungan langsung dan adanya talqin dari ahli ilmu akan menguatkan kemampuan dalam keilmuan, terutama dengan banyaknya guru dan bermacam-macam metode yang digunakan.
Hal ini akan mudah bagi orang yang dimudahkan olch Allah untuk mendapatkan jalur-jalur keilmuan dan hidayah.
Dengan demikian, perjalanan mencari ilmu merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan manfaat-manfaat dan kesempurnaan, yaitu dengan bertemu langsung para guru dan berinteraksi dengan para ahli ilmu.
وَٱللَّهُ يَهْدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya:
“Allah memberi petunjuk bagi siapa saja yang dikehendaki menuju jalan yang lurus.” (Q.S. Al- Baqarah ayat 213)
Sungguh indah ucapan penyair yang alim dan suka berpetualang mencari ilmu yang negara-negara dan Bumi ini seperti dilipat baginya yaitu Abu Ishaq Al- Ghazi (Ibrahim bin Utsman).
Dia dilahirkan di Ghaza, Palestina pada tahun 441 II dan wafat di daerah yang terletak antara Marwa dan Balkh yaitu kawasan Khurasan. Jenazahnya dibawa dan dimakamkan di Bakhl pada tahun 524 H.
Semoga Allah memberi rahmat kepadanya dan memuliakan tempat tinggalnya (di alam kubur).
Sungguh indah perkataannya dalam memotivasi untuk melakukan perjalanan mencari ilmu dan berkeliling mencari ilmu serta pemaparannya mengenai keutamaan meninggalkan tanah kelahiran yang hal ini tidak diketahui dan disia-siakan oleh para tokoh dan pemimpin. []