Membela Palestina Atas Nama Kemanusiaan

 Membela Palestina Atas Nama Kemanusiaan

Kelompok Lintas Agama di Filipina Jadikan Ramadhan Sebagai Momentum Advokasi Palestina

HIDAYATUNA.COM – “Tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia,”kata-kata yang dilontarkan oleh Presiden Turki Erdogan tersebut memantik masyarakat dunia untuk membela Palestina. Situasi yang mengarah pada genosida oleh Israel terhadap masyarakat Gaza Palestina semakin memuncak hingga saat ini.

Dunia seakan terpolarisasi menjadi dua kubu, ada yang pro Palestina dan ada yang pro Israel. Tetapi jikalau dilihat dari traffic yang marak di media sosial, mayoritas masyarakat dunia secara umum pro terhadap kemerdekaan Palestina. Walaupun kenyataannya, hampir semua media sosial dikendalikan oleh pihak yang pro Israel.

Di Indonesia sendiri, mayoritas rakyat Indonesia sangat pro terhadap kemerdekaan Palestina. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari aspek historis kedekatan Indonesia dan Palestina. Sejak masa-masa awal kemerdekaan Indonesia hingga saat ini, hubungan Indonesia dan Palestina adalah simbiosis mutualisme yang erat dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan.

Indonesia di panggung dunia sejak zaman Bung Karno konsisten membela kemerdekaan Palestina. Selain itu, tak jarang bantuan kemanusiaan mengalir dari masyarakat Indonesia ke Palestina. Salah satu  kontribusi besar Indonesia adalah adanya Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.

Ketika awal kemerdekaan Indonesia, Mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini adalah salah satu orang pertama dari Timur Tengah yang mengucapkan selamat atas kemerdekaan Indonesia. Bahkan, Syekh Amin Al-Husaini juga merupakan salah satu tokoh yang mendorong pemimpin-pemimpin Timur Tengah mengakui kemerdekaan Indonesia.

Hingga saat ini, rakyat Palestina masih menganggap Indonesia sebagai salah satu saudara terdekat mereka. Maka dari itu, berdasarkan aspek historis dan kedekatan emosional antara Indonesia dan Palestina, sudah sepantasnya dan seharusnya kita semua harus konsiten membela dan mendo’akan agar kemerdekaan Palestina tercapai.

Kita semua tentu sangat paham, bagaimana kejamnya penjajahan yang pernah dialami oleh Indonesia di masa lalu. Masyarakat pribumi nusantara terbelenggu dan harus rela menjadi masyarakat kelas dua di tanah air mereka  sendiri, aset berharga dan harta benda di rampas, bahkan kehormatan dan kemanusiaan direnggut begitu saja.

Maka tidak salah apabila refleksi perjuangan kemerdekaan Indonesia berlaku sebagai pemantik untuk membela kemerdekaan Palestina. Amanah pembukaan UUD 1945 yang menyuarakan segala bentuk penjajahan di muka bumi harus dihapuskan. Apalagi jika penjajahan tersebut terjadi kepada pihak yang berkontribusi pada kemerdekaan Indonesia.

Jangan Takut Menyuarakan Free Palestine

Okupasi yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sejak peristiwa Nakba tahun 1948 menyebabkan diaspora Palestina tersebar ke seluruh penjuru dunia. Bagi rakyat Palestina yang masih bertahan di tanah mereka, penderitaan terus mereka rasakan bahkan hingga keturunan mereka saat ini.

Terlepas dari aspek ketegangan politik antara Fatah dan Hamas, Palestina adalah negara yang masyarakatnya hidup berdampingan. Sebelum berdirinya Israel, umat Islam, Kristen dan Yahudi hidup berdampingan secara rukun. Bahkan hingga saat ini, antara umat Islam, Kristen dan sebagian Yahudi pro Palestina konsisten membela kemerdekaan Palestina.

Itulah sebabnya mengapa konflik Palestina dan Israel bukan sekedar konflik agama. Ini adalah sebuah penjajahan dan pembasmian etnis yang kejam dan sadis. Beberapa waktu lalu, Israel melakukan pemboman terhadap Gereja Orthodox tertua ketiga di dunia serta Rumah Sakit Baptis yang ada di Jalur Gaza.

Hal tersebut mejadi sebuah pertanda bahwa kekejaman Israel tidak hanya dirasakan oleh umat muslim Palestina saja. Selain itu, antara orang Islam dan Kristen Palestina saling bahu membahu dan berjuang bersama membela kemerdekaan mereka. Orang-orang Yahudi pro Palestina juga mengalami penganiayaan oleh tantara Israel karena membela Palestina.

Oleh sebab itu, marilah kita semua untuk tidak takut menyuarakan kemerdekaan Palestina. Salah satu upaya paling mudah adalah mendo’akan kemerdekaan Palestina agar saudara-saudara kita tersebut dapat merasakan kehidupan yang layak sebagai bangsa yang mereka. Karena kemerdekaan Palestina adalah harga mati yang dipertaruhkan dengan nyawa.

 

 

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *