Memaknai Hari Guru Nasional di Tengah Pandemi
“Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani”
HIDAYATUNA.COM – Begitulah semboyan yang selalu kita dengar dari sosok pahlawan pendidikan yakni Ki Hajar Dewantara yang selama ini menjadi panutan bersama. Pemilihan kalimat dari Bahasa jawa tersebut tidak lain sebagai bagian dari ciri khas yang dimiliki oleh negara Indonesia.
Bukanlah hanya sebuah kiasan, kalimat tersebut mengandung makna amat dalam untuk menggambarkan bagaimana seharusnya sikap seorang guru kepada siswanya. Memberikan pemahaman yang baik tidak hanya memberikan teori dan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, harus menjadi role model dalam kehidupan sang anak.
Kalimat ing ngarsa sung tulada, memiliki makna: dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik, ing madya mangun karsa, makanya : dari tengah seorang guru atau pendidik harus menciptakan ide. Tut wuri handayani, maknanya: dari belakang pendidik harus memberikan dorongan. Merupakan makna yang amat dalam ketika melihat konteks peran yang harus didiperlihatkan oleh guru, apalagi memaknainya di hari guru nasional.
Peringatan Hari Guru Nasional 25 November berkaitan dengan sejarah lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang diawali oleh Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada tahun 1912. Melalui perkembangannya, melalui Keppres dijelaskan pertimbangan penetapan 25 November sebagai Hari Guru Nasional. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama peningkatan kualitas manusia Indonesia.
Tuntutan Kreatifitas Bagi Guru
Dalam kondisi yang masih sama, yakni di tengah pandemi. Keterlibatan guru terhadap siswa tentu lebih berat dibandingkan dengan kondisi biasanya. Hal ini karena banyak hal yang menjadi hambatan dan tantangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Tantangan yang dihadapi bukan hanya terbatas dari ketidakstablilan sinyal pada saat melakukan proses pembelajaran, kondisi psikis serta kesiapan siswa dalam mengikuti belajar daring menjadi tantangan berat bagi guru di tengah pandemi.
Peringatan hari guru tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tema Hari Guru Nasional adalah “Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar”. Peringatan Hari Guru Nasional tidak bisa dilakukan seperti biasanya karena krisis pandemi Covid-19 yang melanda tanah Indonesia. Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, sejatinya pada moment ini, kita tidak bisa melupakan peran guru di berbagai kondisi yang semacam ini.
Menghadapi kondisi yang demikian, guru dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berbasis daring dengan keterbatasan berbagai hal yang ada.
peran guru di tengah pandemi tidak terbatas pada dirinya sebagai pendidik semata.
Perkembangan siswa dari berbagai aspek tidak bisa mengandalkan guru yang selama ini berperan banyak. Akan tetapi, sinergitas guru dengan keluarga, khususnya orang tua harus bisa dilakukan dalam rangka meneruskan proses pembelajaran langsung terhadap anak. Sehingga perkembangan anak terus membaik sejalan dengan orang tua yang turut andil terhadap proses belajar sang anak.
Guru tetaplah menjadi guru yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan. Ia harus bisa menjadi pendidik yang bisa menjadi teladan bagi anak yang memiliki peran penting untuk masa yang akan datang.