Masjid Tanpa Kubah, Masjid Agung Sunda Kelapa
HIDAYATUNA.COM – Masjid Agung Sunda Kelapa yang terletak di tengah kota Jakarta Pusat dan berada di kawasan elit ini merupakan masjid yang memecahkan tradisi bentuk masjid kebanyakan di Indonesia yang dibenuhi ukiran-ukiran dan simbol keislaman seperti bulan sabit dan bintang. Masjid ini juga tidak memiliki kubah yang biasanya menjadi tradisi arsitektur masjid kebanyakan.
Masjid Agung Sunda Kelapa terletak di jalan Taman Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Masjid ini dibangun atas permintaan dan kerinduan masyarakat muslim yang menginginkan tempat ibadah yang nyaman dan dekat. Karena pada saat itu, masyarakat harus berjalan cukup jauh jika ingin sholat berjamaah di masjid. Masjid terdekat saat itu adalah masjid Tangkuban Perahu yang ada di pinggiran kawasan Menteng
Perwakilan masyarakat setempat kemudian mengajukan keinginan tersebut ke Gubernur Jakarta saat itu, namun perwakilan tersebut mendapat penolakan. Tiga tahun kemudian, barulah permintaan tersebut dikabulkan oleh Gubernur Ali Sadikin. Akhirnya setelah memilih antara Taman Sunda Kelapa dan Stadion Menteng, disepakatilah bahwa lokasi masjid yang akan dibangun mengambil lokasi Taman Sunda Kelapa yang luasnya hampir 1 hektar.
Lokasi masjid ini berdekatan dengan banyak rumah milik petinggi dan jendral yang kemudian membantu pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa dengan memberikan sumbangan dana. Masjid Sunda Kelapa kemudian dibangun dan berdiri sesuai dengan harapan masyarakat dengan menjadi pusat ibadah, pendidikan, sosial dan ekonomi masyarakat khususnya yang ada di sekitar masjid.
Masjid tanpa kubah dan memiliki bentuk atap seperti perahu ini didesain oleh Ir. Gustaf Abbas tanpa mengacu pada gaya bangunan Islam tertentu. Bentuk masjid dibuat menyerupai perahu yang melambangkan Sunda Kelapa sebagai pelabuhan dagang terkenal yang banyak didatangi saudagar muslim yang kemudian ikut menyebarkan agama Islam. bentuk perahu juga mengandung filosofi kepasrahan manusia yang mengharapkan kasih sayang kepada Allah SWT.
Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1960 M dan selesai pada 1971 M. Pada awal pembangunanya masjid ini tidak terlalu luas, selama sembilan tahun pembangunanya dan belum selesai Gubernur Ali Sadikin merasa perlu turun tangan untuk segera menyelesaikan pembangunan masjid ini. Hingga akhirnya pada 31 Maret 1971, Masjid Agung Sunda Kelapa akhirnya diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, bersama petinggi lainnya seperti Moh. Djamin Ali, Ketua DPRD GR DCI saat itu.
Masjid Agung Sunda Kelapa berdiri di atas lahan seluas 9.920 m2 dan dapat menampung kurang lebih 4.400 jamaah. Gerbang utamanya berupa gapura dengan ukiran kaligrafi berwarna emas dan putih. Untuk menuju ruang utama shalat, pengunjung harus melewati teras berlantai keramik warna putih dan abu-abu sepanjang 30 meter, yang diapit oleh pepohonan pinus serta tiang-tiang masjid.