Masjid LauTze Jadi Saksi Orang-Orang Tionghoa Bersyahadat

Masjid LauTze (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Jika bangunan Masjid umumnya identik dengan arsitektur Timur Tengah, namun tidak dengan bangunan masjid LauTze. Dengan sentuhan arsitektur Tionghoa yang kental, membuat Masjid yang terletak di Jakarta ini menjadi sangat unik.
Karena keunikannya tersebut, tak sedikit orang yang tertarik mengunjunginya. Masjid yang terletak di jalan LauTze, Pasar Baru Jakarta ini memiliki bangunan empat lantai. Dimana keberadaan Masjid Lautze sendiri memiliki peran besar dalam proses asimiliasi terhadap agama mayoritas.
Lebih dari 1.000 orang yang berasal dari etnis Tionghoa telah mengucapkan syahadat di masjid bercorak kelenteng tersebut. Yusman Iriansyah selaku humas masjid tersebut menjelaskan bahwa sejak tahun 1997 hingga 2015, setidaknya sudah ada 1.171 orang mengucapkan syahadat di masjid tersebut.
Yusman menjelaskan setiap tahun warga Tionghoa yang masuk agama Islam sekitar 50 orang. Sepanjang 2015 lalu saja, sudah ada 48 orang etnis Tionghoa menjadi Mualaf.
Ditambahkan, dari segi usia yang mengucapkan syahadat sebagai tanda masuk Islam di masjid ini mulai dari anak-anak, hingga nenek-nenek 80 tahunan. “Ada yang masih kecil usia SMP, SMA ikut orang tuanya masuk Islam,” ujar Yusman.
Keunikan lain dari masjid ini adalah, setiap Sabtu pukul 10.00 WIB -12.00 WIB dan Minggu pukul 13.00 WIB – 15.00 WIB di luar bulan Ramadan diadakan kajian rutin. Para mualaf diajarkan berbagai ilmu tentang Islam, mulai dari salat hingga bacaan Alquran.
“Dulu pernah ada metode cepat, 2 jam bisa baca Alquran kerjasama dengan donatur,” kata dia.
Bila masjid pada umumnya dibuka untuk shalat 5 waktu, namun tidak demikian dengan masjid LauTze. Masjid ini hanya dibuka mulai pukul 09.00 WIB – 17.00 WIB atau hanya untuk shalat Dhuhur dan Ashar saja. Namun, untuk bulan Ramadhan, satu minggu sekali dibuka hingga Magrib