Masjid Larabanga ‘Mekah’ di Afrika Barat
HIDAYATUNA.COM – Masjid adalah salah satu tempat beribadah bagi umat muslim dan didesain sangat megah dengan tujuan agar para jamaah dapat merasakan kenyamanan khusyunya melaksanakan ibadah. Bahkan ada beberapa masjid memiliki keunikan tersendiri seperti Masjid Larabanga.
Masjid Larabanga merupakan salah satu masjid tertua di Afrika dan menjadi situs sejarah Islam di Ghana. Kalau dilihat bangunannya sangat unik, karena terbuat dari lumpur dan alang-alang khas benua Afrika yang didirikan sejak tahun 1421M.
Masjid Larabanga menjadi salah satu masjid eksotis khas Afrika yang terbuat dari lumpur, menambah seni bangunan masjid di Dunia Islam. Salah satu masjid dari lumpur lainnya juga pernah di ulas dalam artikel sebelumnya adalah Masjid Agung Djene yang juga terbuat dari lumpur.
Lokasi masjid terletak di Sawla Damongo Road, Larabanga, Afrika Barat. Wilayah tersebut merupakan sebuah kampung Muslim di dekat Damongo di distrik Western Gonja, Wilayah Northern Region.
Ghana dulunya bernama Gold Coast, mencatatkan diri dalam sejarah sebagai diplomasi dunia karena salah satu warganya mampu menduduki Jabatan sebagai Sekjen PBB yang bernama Khofi Anan. Siapa yang tidak kenal dengan mantan Sekjen PBB itu berasal dari Republik Ghana, dimana Masjid Larabanga ini berada.
Ghana juga terkenal di dunia internasional sebagai negara penghasil kakau terbesar. Selain itu Islam masuk ke Afrika Barat, dimulai dari Ghana pada abad ke 9 karena merupakan jalur utama perdagangan bagi pedagang muslim yang datang dari Afrika Utara melalui Mali.
Pada abad ke 15 Islam semakin menunjukkan identitasnya di Ghana bagian utara. Mayoritas pemeluk agama Islam di Ghana menganut madzhab Maliki, sedangkan aliran sufi yang dianut adalah Tijaniyah dan Qadiriyah. Ahmadiyah maupun Syi’ah dianut oleh sebagian kecil pemeluk Islam di Ghana.
Tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah saja, tetapi masjid ini juga digunakan untuk lokasi ziarah penduduk muslim Ghana. Pertama kali dibangun pada abad 14 oleh pedagang Arab yang bernama Ayuba. Ia seorang pedagang Islam yang sedang melewati daerah tersebut.
Ibrahim Ayuba al-Ansari nama lengkap seorang pedagang Arab. Konon, penduduk setempat mengatakan bahwa dia berasal dari Banu al-Najjar, suku yang sama dengan ibu Nabi Muhammad.
Awalnya beliau menemukan sebuah batu mistis dan sambil berdiri di sampingnya. Ketika itu, beliau sedang memutuskan untuk membuang tombaknya ke udara dan tidur dimana benda itu mendarat.
Pada saat itu juga sudah diputuskan tempatnya dan saat beliau tertidur mendapatkan sebuah petunjuk yang meminta untuk membangun masjid. Setelah terbangun dari mimpinya, Ayuba menemukan pondasi bangunan yang sudah berdiri tegak.
Anehnya pada pondasi tersebut, terdapat tanda dari Allah Swt dan Ayuba segera melanjutkan untuk menyelesaikan pembangunan masjid. Pengasuh masjid mengatakan jika jasad Ayuba dimakamkan di bawah pohon baobab sebelah masjid.
Dalam masjid Larabanga ini terdapat koleksi mushaf kuno (Al Quran tua) yang dipercaya merupakan hadiah dari langit di abad ke 17 untuk Yidan Barimah Bramah merupakan imam masjid.
Setelah dilakukan pemugaran pada tahun 1970 dan mengalami pemugaran beberapa kali akibat terjangan badai pada tahun 2000. Karena sejarahnya, Masjid Larabanga dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia pada 2002 berdasarkan World Monuments Fund’s sebagai “100 Most Endangered Sites”.
World Monuments Fund (WMF) juga telah memberikan kontribusi yang sangat besar sehingga mendapatkan sejumlah sumbangan atas lembaga keuangan Amerika Serikat atau American Express yang telah menyediakan hingga $50.000 untuk keperluan pemugaran tersebut.
Dilakukan pemugaran total ini agar bentuk masjidnya dapat digunakan kembali ke bentuk aslinya. Proses pemugaran tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati yang dilakukan oleh lembaga tersebut dan dibantu oleh beberapa para seniman yang memiliki kemampuan pengetahuan tentang pembuatan masjid Larabanga yang bangunannya terbuat dari lumpur ini.
Masjid ini juga terdaftar masuk dalam salah satu situs yang paling terancam punah, sehingga membuat WMF sangat peduli dan memberikan perhatian yang besar kepada masjid Larabanga.
Masjid ini memiliki ciri khas arsitekturnya yang berukuran segiempat dan tidak terlalu besar ini sangat mirip dengan surau yang berada di Indonesia. Ukurannya seluas 8 x 8 meter dilengkapi dengan pilar-pilar yang menopang atapnya.
Selain itu, masjid ini sendiri ditopang oleh 12 struktur berbentuk bulat yang dilengkapi dengan elemen kayu dan cabang-cabang kayu berfungsi sebagai penanda untuk menunjukkan tingkat dan tinggi setiap bagian bangunan.
Dimasjid ini juga terdapat 4 buah pintu masuk dan sebuah menara di bagian sudut barat bangunan. Bahkan memiliki dua menara kembar yang berbentuk piramida yang fungsinya sebagai menara dan mihrab masjid.
Terdapat sebuah pohon baobab yang sangat kokoh dan besar di dekat salah satu pintu masuknya. Masjid ini sering kali dipenuhi setiap saat pada waktu shalat lima waktu dan setiap Jumat. Hingga mampu menampung lebih dari seratus pria dan wanita yang beribadah di Masjid ini.
Ketika saat musim hujan, penduduk Larabanga berkumpul dan memperbaharui lumpur di luar masjid dan mengecat ulangnya. Walaupun di Ghana udaranya panas, masjid ini tetap dingin karena didalam bangunannya terdapat salah satu bahan dari lumpur. Terdapat batang pohon yang akan menopang atap pada masjid ini.
Bahkan masjid ini disebut sebagai Mekahnya Afrika Barat karena memiliki kekayaan sejarah dan nilai arsitekturalnya yang sangat tinggi. Arsitektur yang unik pada masjid juga akan menjadi daya tarik tersendiri untuk beribadah dan agar dikunjungi oleh banyak penganut Agama Islam.
Salah satu bentuk arsitektur uniknya adalah terdapat pada bentuk bangunan masjid yang menyerupai seperti benteng pertahanan prajurit tentunya akan sangat menambah wawasan dari masyarakat muslim. Bangunan masjid yang bergaya arsitektur Sudan di desa Larabanga ini mampu menarik perhatian wisatawan.
Daya tarik tersebut bisa berupa keunikan di dalam arsitektur masjid dan keunikan arsitektur ini bisa berupa bentuk dari modernisasi, sisi keindahan, masjid besar ataupun masjid terkecil.