Masjid Dibuka Saat Ramadhan, Muslim AS Merasa Itu Sebagai Berkah
Maroko Hadapi Persoalan Lebih dari 25.000 Upaya Migrasi (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Meski terpaksa memakai masker, mengecek suhu, dan pergi ke masjid dalam jumlah terbatas, namun umat Islam di AS merasa itu adalah berkah. Disebut berkah karena mereka masih bisa melakukan salat di masjid selama Ramadhan.
Hal ini sebagaimana laporan Voice of America dilansir dari About Islam, Kamis (6/5/2021). “Ramadhan masih sedikit berbeda,” kata Amir Mohammed, seorang muslim berdarah Ethiopia, yang pergi ke sebuah masjid di Alexandria, Virginia.
Meski demikian, seperti ada pembatasan dan pengecekan suhu, namun menurutnya itu tetaplah berkah yang harus terus disyukuri. “Itu tetap berkah,” sambungnya.
Ramadhan adalah bulan ke-9 dalam kalender Islam Hijriah. Bulan Ramadhan juga memperingati wahyu pertama Alquran turun kepada Nabi Muhammad.
Selama menjalankan puasa, umat Islam akan menahan makan dan minum mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Selama waktu itu, umat Islam diharuskan menahan diri dari makanan, minuman, merokok, dan melakukan hubungan seksual.
Imam Naeem Baig, direktur penjangkauan di Dar Al-Hijrah Islamic Center di Falls Church, Virginia juga senang bahwa masjid akhirnya dibuka.
“Saya sangat senang bisa kembali ke masjid bersama saudara-saudari muslim lainnya,” kata Imam Khalid Griggs, dari Masjid Komunitas Winston Salem, di Carolina Utara.
“Jika Allah (Tuhan) ingin mengambil jiwaku sekarang, aku akan merasa lengkap.”
Sekalipun demikian, muslim AS lainnya juga merindukan kondisi normal menjalan ibadah puasa sebelum wabah virus Corona menyerang dunia. “Aku merindukan persahabatan dan mendengar tawa anak-anak,” kata dia.
Oleh karena itu, masjid dan kelompok pengabdian muslim sudah mulai melakukan kegiatan amal dengan social distancing, termasuk mengemas kotak berisi sembako bagi yang membutuhkan.
