Masjid Dian Al Mahri Depok, Masjid Emas Termegah di Asia Tenggara

 Masjid Dian Al Mahri Depok, Masjid Emas Termegah di Asia Tenggara

HIDAYATUNA.COM – Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kubah Emas. Masjid ini mulai dibangun pada bulan April 1999 oleh seorang dermawan, pengusaha asal Banten bernama HJ. Dian Juriah Maimun Al Rasyid, Istri dari Drs H. Maimun Al Rasyid, yang membeli tanah kawasan ini sejak tahun 1996.

Dian Al Mahir adalah pendiri sekaligus pemilik Masjid Kubah Emas. Sejarah pembangunan masjid megah yang didirikan di Depok, Jawa Barat. Bersama suaminya, Maimun Al Rasyid, Dian Al Mahri membeli lahan di Kecamatan Limo, Depok, yang nantinya menjadi tempat dibangunnya Masjid Kubah Emas. Kemudian Dian juga tinggal di kawasan tersebut, karena dinilai Depok mudah diakses jika harus ke Jakarta, dan lahan pembangunan Masjid harus besar dan Depok yang dipilih.

Pengusaha asal BantenI ini memiliki beberapa sektor bisnis, termasuk tambang minyak bumi di Brunei Darussalam.  Proses pembangunan Masjid Kubah Emas memakan waktu 7 tahun. Pengerjaan pembangunan masjid ini mulai dilakukan sejak 1999 dan diresmikan pada 31 Desember 2006.

Usaha Dian ada banyak, salah satunya di bidang properti yang dirintis sejak 1980. Ia lebih banyak menjalankan usaha di Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Selain terkenal sebagai pengusaha sukses, Dian juga terkenal sebagai seorang dermawan yang gemar membantu anak yatim piatu dan membangun masjid sebagai bentuk ibadah. Tercatat kurang lebih ada 1.000 masjid yang dibangun Dian tersebar di Indonesia.

Dian disebutkan membangun masjid berdasarkan spontanitas. Saat jalan-jalan ke suatu daerah dan melihat masyarakat membutuhkan masjid, secara spontan Dian akan membantu pembangunan masjid di daerah tersebut.  Dalam skirpsi tersebut juga diungkapkan bahwa Dian berpendapat masjid adalah representasi rumah Tuhan, sehingga membangun masjid yang indah dan megah adalah sebuah bentuk ibadah.

Masjid yang megah dan indah, menurut Dian, juga dapat mengantarkan perasaan, menggetarkan jiwa, menggenapkan niat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, Sedangkan keindahan masjid mampu mengingatkan manusia akan kebesaran Tuhan. Untuk menghadirkan masjid yang mampu menjadi simbol keagungan Islam, maka Dian beranggapan arsitektur masjid tersebut harus mencirikan arsitektur Islam yang kuat.  Dalam hal ini ia mengacu pada daerah asal kelahiran Islam, yakni Timur Tengah. Itulah rujukan desain Masjid Kubah Emas.

Masjid megah ini berkapasitas 20ribu Jemaah berdiri kokoh diatas lahan seluas 70 Hektare. Rencananya selain masjid, lahan ini akan dijadikan Islamic Center, dalam kawasan tersebut juga berdiri rumah pribadi Dian, gedung serba guna, vila, dan pertokoan. Ia sebenarnya juga berharap adanya pembangunan rumah sakit, lembaga dakwah dan sekolah asrama dalam kawasan Masjid Kubah Emas. Semua bangunan tersebut merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu yang diberi nama Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri.

Masjid Dian Al Mahri ini memiliki 5 kubah, 1 kubah utama dan 4 kubah kecil. Seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Kubah utama bentuknya menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil lainnya memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.

Relief hiasan di atas tempat imam terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.

Ruang utama masjid memiliki ukuran 45×57 meter, dapat menampung sebanyak 8.000 jamaah. Masjid ini memiliki 6 minaret berbentuk segi enam yang tingginya masing-masing 40 meter. 6 minaret ini dibalut granit abu-abu dari itali dengan ornamen yang melingkar.

Pada puncak minaret terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Kubah masjid ini mengacu kubah yang digunakan masjid-masjid Persia dan India. 5 kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.

Pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang warnanya dapat berubah sesuai dengan warna langit pada waktu-waktu sholat dengan menggunakan teknologi tata cahaya yang diprogram dengan komputer. Interior masjid ini menampilkan pilar-pilar kokoh yang tinggi menjulang untuk menciptakan skala ruang yang agung.

Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia.  Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7ton, yang dikerjakan oleh ahli dari Italia.

Masjid ini disebut dengan Masjid Kubah Emas, sesuai namanya masjid ini memang menggunakan material emas dengan 3 teknik pemasangan;

  1. Serbuk emas (prada) yang terpasang di mahkota/pilar
  2. Gold plating yang terdapat pada lampu gantung, ralling tangga mezanin, pagar mezanin, ornament kaligrafi kalimat tasbih di pucuk langit-langit kubah dan ornament dekoratif diatas mimbar mihrab.
  3. Gold mozaik solid yang terdapat di kubah utama dan kubah menara.

Pengurus dan pengelola masjid tidak mengungkapkan informasi mengenai total biaya pembangunan dan juga berat emas keseluruhan yang ada di kompleks masjid ini. Hanya ada informasi ketebalan emas yang melapisi kubah. Setiap kubah memiliki ketebalan emas 2 sampai 3 milimeter. Emas kubah tersebut kemudian dilapisi lagi dengan Mozaik Kristal.

Dian Al Mahri mendatangkan ahli khusus dari Italia untuk mengerjakan bagian ini. Tak hanya itu. Prada atau serbuk-serbuk emas digunakan untuk melapis mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah yang terdapat di luar bangunan masjid dibalut dengan batu granit dari Italia dengan ornamen melingkar. Sebagian besar bahan untuk membangun masjid ini diimpor dari Italia dan Turki.

Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Masjid Kubah Emas sendiri berlokasi di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Pemilihan Depok sebagai lokasi ini dengan alasan Dian gemar bercocok tanam dan ingin lingkungan masjid asri.

Masjid ini terbuka untuk umum, namun demikian ada beberapa bagian yang harus tetap steril seperti menara masjid. Meskipun dibuka untuk umum, namun Masjid Dian Al Mahri tutup pada hari Kamis, menurut pengurus masjid, hari kamis digunakan untuk keperluan persiapan ibadah shalat Jumat keesokan harinya. Sedangkan pada hari lainnya masjid dibuka pada pukul 10.00 pagi hingga 20.00 malam dan untuk shalat subuh hingga pukul 07.00 pagi (keterangan selengkapnya dapat ditanyakan pada pengurus masjid). Jumlah pengunjung biasanya membeludak pada hari Jumat sampai Minggu. Saat Shalat Jumat, minimal 5ribu jemaah memadati masjid. Sementara pada hari Minggu, jumlah pengunjung biasanya mencapai 10 ribu orang. Sedangkan pada hari-hari biasa, jumlah jemaah tidak terlalu banyak.

Pengunjung bebas keluar masuk masjid, namun demikian ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar suasana ibadah tetap nyaman. Misalnya pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke lingkungan masjid. Anak di bawah usia 9 tahun juga dilarang memasuki lingkungan masjid.

Untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kalau berkunjung kesana khususnya kaum hawa harus mengenakan jilbab. Alas kaki / sandal harus dititipkan ke bagian penitipan, dan tidak boleh ditinggal diluar. Tempat penitipan alas kaki pada jam-jam shalat menjadi sangat ramai dan penuh.

Pada siang hari halaman luar lantai depan masjid sangat panas namun pengurus masjid memberikan karpet plastik untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid. Pengunjung dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar mesjid. Bagi pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat, di seberang masjid ada ruang serbaguna yang disediakan. Biasanya para pengunjung menggelar tikar di ruang serba guna ini sambil mengagumi keindahan masjid ini.

Penggunaan pertama Masjid Kubah Emas adalah untuk melaksanakan Shalat Idul Adha tahun 1427 Hijriah saat itu bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.  Bangunan Masjid Kubah Emas didirikan di atas tanah berukuran 8 ribu meter persegi dengan luas total lahan 50 hektare dan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah. Halamannya saja, yang berukuran 45 x 57 meter.

Termegah di Asia Tenggara Masjid yang dibangun dengan gaya arsitektur khas Timur Tengah ini juga sering disebut sebagai Masjid Dian Al Mahri, sesuai nama pemiliknya. Masjid ini disebut-sebut sebagai masjid termegah di Asia Tenggara dan menjadi masjid terluas di Jabodetabek.

  • Sejarah Masjid kubah Emas, winnetnews.com
  • Masjid Dian Al Mahri, encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
  • Sejarah Masjid Kubah Emas Depok, kompas.com

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *