Manusia Asuhan Tuhan
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Lumrahnya, Tuhan akan membuat seorang anak diasuh oleh orang tuanya, dengan cara yang terbaik menurut orang tuanya.
Namun ada beberapa anak yang dipilih untuk langsung “diasuh” oleh Tuhan sendiri.
Untuk itu, maka biasanya si anak akan dijauhkan dari orang tuanya terlebih dahulu agar dia sama sekali tidak punya tempat bergantung kecuali pada Tuhan-nya.
Dalam kitabnya yang berjudul Kitab Dzikr al-Maqamat, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani berkata:
وذاك أنَّ الله إذا أراد اصطفاء عَبْدِ من عباده أمات أباه وأمه، وأوقع بينهم، أو غَابَ عنهم، فيخرج حب الوالدين من قلبه، وحب الإخوان، ويحزن قلبه ومكتسبه حتى يمحو آثاره ، ولم يبق في قلبه ذكر مخلوق،
Artinya:
“Begitulah ketika Allah menghendaki untuk memilih salah satu dari hamba-hamba-Nya, Dia akan mematikan ayah dan ibunya, atau menyebabkannya tidak rukun dengan mereka, atau si hamba akan pergi menjauh dari mereka.
Maka cinta (ketergantungan) terhadap orang tua dan saudara-saudaranya akan lenyap dari hatinya.
Hati dan usahanya akan bersedih hingga jejak-jejak ketergantungan itu dihapuskan, dan tidak ada lagi kenangan tentang makhluk di hatinya.”
Orang yang akan “diasuh” oleh Tuhan akan ditempa dalam kesedihan berat yang bertubi-tubi hingga dia tidak berharap lagi pada manusia.
Posisi manusia menjadi begitu tidak dapat diandalkan sebab orang-orang terdekatnya akan menghilang satu persatu karena berbagai alasan.
Di saat itulah dia akan bergantung pada Tuhan saja dan dia akan berada dalam asuhan Tuhan dengan sepenuhnya.
Hatinya akan menguat seiring kerasnya ujian yang dilalui, pujian makhluk tidak lagi menarik baginya dan celaan makhluk juga tidak akan melukainya.
Perlahan tapi pasti, dia akan menjadi pribadi yang hebat yang berubah dari kondisi zero to hero.
Dengan harapan semacam itu, banyak orang tua hebat yang mengirim anaknya ke tempat yang jauh untuk belajar dan bertahan hidup sendirian.
Tapi tentu tidak semua orang yang jauh dari orang tua dan saudaranya akan menjadi asuhan Tuhan.
Hanya mereka yang dalam semua kondisi tetap istiqamah beribadah dan menjaga diri dari maksiat yang akan menjadi asuhan Tuhan.
Yang tidak mampu istiqamah mendekat kepada Tuhan tatkala kesusahan yang hebat, biasanya malah jatuh pada jurang maksiat yang sangat dalam tanpa ada orang dekat yang merengkuh tangannya.
Semoga bermanfaat. []