Mantan Teroris Bom Bali Ajak Umat Jaga Toleransi
Mantan Teroris Bom Bali Ajak Umat Jaga Toleransi. Hal Ini Disampaikan Setelah Dampak Terorisme Memicu Kerusakan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Merebaknya paham intoleransi dan radikalisme yang dinilai mengarah pada aksi teros semaki memprihatinkan. Segala upaya dilakukan pemerintahn, segenap ikhtiah juga digalakkan oleh sejumlah pihak yang mencintai NKRI.
Bahkan, Mantan terpidana Bom Bali 2002, Ali Imron merasa prihatin pula dengan maraknya sikap intoleransi dan anti keberagaman di Indonesia. Karena, menurut dia, sikap tersebut bisa meningkat menjadi radikal bahkan sampai melakukan aksi terorisme.
“Intoleransi di Indonesia dan anti keberagamaan saya lijat dari mata sebagai mantan teroris memprihatinkan,” tutur Imron usai menjadi pembicara dalam talkshow Peci dan Kopi yang mengangkat “Intoleransi dan Tantangan Kebhinnekaan” di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).
Padahal, kata Imron, Islam tidak pernah mengajarkan untuk tidak toleran terhadap umat agama lain. Justru, Islam selalu mengajarkan akan pentingnya toleransi dan menghargai keberagaman. “Dengan adanya intoleransi dan anti keberagaman orang itu mudah untuk nanti tingkat radikal yang paling tinggi menjadi teroris, ini yang perlu kita cegah,” ucapnya.
Karena itu, dia mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami ajaran Islam dengan benar, sehingga dapat mengurangi sikap intoleransi dan anti keberagaman tersebut.
“Cara saya pribadi untuk membuat umat ini, atau khususnya di Indonesia ini supaya intoleransi berkurang atau toleransi meningkat, perlu kita ajak kembali untuk memahami bagaimana Islam, bagaimana zaman Rasulullah dan para sahabat,” katanya.
“Betul waktu itu memang ada perang, ada jihad, tapi toleransi juga ada, bukan tidak ada,” imbuhnya. (AS/Hidyatuna.com)