MA Assalam Kradenan Cetak Generasi NU yang Berakhlak dan Berwawasan Global

 MA Assalam Kradenan Cetak Generasi NU yang Berakhlak dan Berwawasan Global

HIDAYATUNA.COM, Grobogan – Kepala Madarasah Aliah, atau MA Assalam Kradenan, Abdullah Hanif membuat konsep pola pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Selain itu, ia juga ingin mencetak generasi NU yang berakhlak karimah dan berwawasan global

“Jangan sampai perkembangan teknologi yang begitu pesat ini generasi NU hanya sebagai penonton,” tuturnya, di Grobogan, Jumat (11/10/2019).

Tidak hanya di situ, madrasah yang berdiri tahun 2014 di MA Assalam Kradenan itu, di bawah kepemimpinannya, terus melakukan inovasi terutama di bidang teknologi. Dengan demikian, pelbagai kegiatan yang berkaitan pengembangan potensi di bidang teknologi terus digalakkan. Kegiatan ekstra kurikuler, kursus, dan pembuatan aplikasi pembelajaran terus dibuat.

“Semua siswa menggunakan sistem online dalam pelaksaannya,” katanya.

Salah satu bukti realnya, lanjutnya, terlihat dalam pelaksanaan agenda Penilaian Tengah Semester (PTS). Berbeda dengan madrasah swasta lainnya, MA Assalam Kradenan sudah tidak menggunakan kertas sebagai media PTS.

“Setiap siswa MA Assalam wajib memiliki laptop atau notebook. Sementara madrasah menyiapkan perangkat pembelajaran digital. Salah satunya adalah e-learning. Kemudian, siswa juga diharuskan mengikuti kegiatan kursus keterampilan komputer,” jelasnya.

Madrasah ini juga tidak mau ketinggalan di wilayah prestasi. Pada tanggal 18 September 2019 lalu, MA Assalam Kradenan berhasil menyandang juara 1 lomba video pendek yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) BNPT tingkat regional Jawa Tengah yang berjudul Bekal.

“Meskipun target digitalisasi menjadi goal, kitab kuning tetap wajib untuk dikaji. Khazanah dari kitab kuning sebagai filter generasi NU di era 4.0 ini,” ungkapnya.

Madrasah, dalam usahanya, sudah terintegrasi dengan Pondok Pesantren Assalam Kradenan agar lebih mudah untuk memadukan pendidikan modern berbasis teknologi dengan pola pendidikan pesantren.

“Tak ayal santri yang keluar dari madrasah ini mendapat dua syahadah, yakni ijazah formal dan syahadah pesantren,” tukasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Assalam Foundation, Mansata Indah Maratona menuturkan bahwa Assalam dikelola oleh tenaga-tenaga milenial yang selalu siap berkompetisi dan adaptasi dengan zamannya.

“Ke depan Assalam akan selalu berinovasi dan berkreasi dalam segala aspek tanpa melupakan kultur Nahdlatul Ulama,” papar Direktur Assalam Foundation itu.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *