PP IPNU: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19 Belum Efektif
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sebuah hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Komunikasi Perguruan Tinggi, atau LKPT Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, atau PP IPNU menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa merasakan pembelajaran secara daring belum berjalan efektif.
Survei tersebut bertujuan untuk melihat Realitas Pendidikan Tinggi di Tengah Pandemi Covid-19 dimana sistem pembelajaran di seluruh tingkatan harus dilaksanakan secara daring atau online.
Direktur LKPT PP IPNU Toufikur Rozikin dalam rilis hasil survey tersebut mengatakan dalam pembelajaran sistem daring mahasiswa kebanyakan berharap dapat disesuaikan kondisi fasilitas pendidikan yang dapat dikases oleh masing-masing mahasiswa.
“Kondisi saat ini mahasiswa menginginkan dosen memberikan pelajaran yang kreatif, dan dapat menyesuaikan kondisi fasilitas pendidikan mahasiswa, seperti jaringan intrnet yang lemah di beberapa daerah di Indonesia,” kata Toufik, Sabtu (2/5/20).
Hasil survey yang melibatkan sebanyak 419 mahasiswa dari 34 provinsi sebagai responden tersebut memperlihatkan 69,45% responden menyebut pembelajaran daring tidak efektif, sebanyak 24,58 % menjawab efektif, 2,63% lainnya menjawab kurang efektif, 1,91% jawaban tidak tahu da nada 1,43% yang menjawab lainnya.
Sementara untuk dukungan pembelajaran daring yang diberikan kampus terhadap mahasiswa, sebanyak 80,67 % mahasiswa responden mengaku belum mendapatkan dukungan tersebut.
Survei tersebut juga menemukan ragam pendapat mengenai kinerja Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden dalam menangani penyebaran pandemic Covid-19, 15,04% pendapat mengatakan kinerja prediden dalam penanganan pandemi sangat baik, 69,69% cukup baik, 14,32% kurang baik dan 0,95% tidak baik.
Informasi lengkap terkait hasil survei tersebut juga dipublikasikan melalui nu.or.id.
Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani berharap hasil survey tersebut dapat menjadi referensi pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan pendidikan di masa pandemi ini.
“Kami berharap stakeholder pendidikan mulai dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, pimpinan perguruan tinggi negeri ataupun swasta dan para dosen dapat memformulasikan metode belajar dari rumah yang efektif dan kreatif,” ujar Aswandi. (AS/Hidayatuna.com)