Lima Wanita ISIS Diadili Atas Rencana Pemboman Katedral Notre-Dame

 Lima Wanita ISIS Diadili Atas Rencana Pemboman Katedral Notre-Dame

HIDAYATUNA.COM, Paris – Lima wanita warga negara Prancis diadili di Paris dengan tuduhan mencoba melakukan pemboman dengan meledakkan sebuah mobil berisi tabung gas, mobil itu diketahui diletakkan di dekat katedral Notre-Dame yang ikonis.

Mereka dituntut oleh Jaksa Agung atas rencana pemboman menggunakan enam buah tabung gas yang diletakkan di dalam kendaraan yang telah disiram dengan bahan bakar diesel. Upaya tersebut gagal ketika sebatang rokok dilemparkan ke arah tabung tersebut gagal untuk menyala.

Salah satu dari wanita itu juga dituduh telah menikam seorang petugas di bagian bahu setelah polisi berhasil melacak mereka ke sebuah apartemen terdekat. Pengacara mereka mengatakan bahwa para wanita itu telah dicuci otaknya melalui media internet.

Para terdakwa yang sekarang berusia antara 22 sampai dengan 42 tahun, diketahui adalah seorang mualaf. Masing-masing wanita itu bernama Inès Madani, Ornella Gilligmann, Sarah Hervouët, Amel Sakaou dan Samia Chalel. Mereka akan menghadapi dakwaan terorisme, dan bahkan empat dari mereka menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup.

Kronologis Kepolisian Paris

Pada tanggal 4 September 2016, anggota kepolisian mencurigai adanya kendaraan Peugeot 607 berwarna abu-abu yang terlantar dan diparkir di dekat katedral di salah satu lokasi wisata tersibuk di kota Paris.Plat nomor mobil itu telah dilepas dan lampu hazardnya berkedip-kedip.

Polisi mengatakan, di dalam mobil itu ditemukan telah berisi lima tabung gas, tiga jerigen diesel dan bekas puntung rokok. Dicurigai beberapa bahan bakar diesel telah digunakan untuk menyiram tabung-tabung gas untuk rencana pemboman, tetapi gagal untuk dinyalakan menggunakkan rokok tersebut.

Penemuan itu mendorong pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih dalam. Menurut dokumen pengadilan yang berisi bukti sidik jari yang dikumpulkan dari dalam mobil tersebut, mobil itu ternyata adalah milik ayah dari Madani.

Penyelidik mengatakan upaya pemboman katedral Notre-Dame itu kemungkinan akan berhasil jika bukan karena ‘pilihan bahan bakar yang salah’.

Berdasarkan bukti yang telah berhasil dikumpulkan, polisi melancarkan penggerebekan di sebuah property yang berada di pinggiran kota Paris.

Selama penggerebekan, Hervouët dilaporkan menikam seorang petugas dengan sebuah pisau, dan Madani sendiri ditembak di kakinya saat menyerang petugas lainnya.

Pihak kepolisian mengatakan mereka telah menemukan janji kesetiaan kepada pemimpin Negara Islam (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi yang ditulis dengan tulisan tangan di dalam dompet Madani.

Para wanita itu diduga merencanakan serangan bom itu atas instruksi dari Rashid Kassim, seseorang yang disebut sebagai pengendali untuk ISIS, yang berbasis di Suriah pada saat itu.

Kassim, yang juga disebut sebagai terdakwa dan dituduh mengarahkan para wanita ‘dari jarak jauh’ itu, akan diadili secara in absentia karena dia diduga telah tewas dalam serangan pesawat tanpa awak di negara Irak pada bulan Februari 2017.

Dalam persidangan diungkap bahwa diyakini para terdakwa juga sedang merencanakan serangan lainnya pada saat itu, termasuk menyerang stasiun kereta api di daerah Paris dan menarget pihak kepolisian.

Persidangan dengan terdakwa lima wanita anggota ISIS ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tanggal 11 Oktober.

Perlu diketahui bahwa Perancis dalam beberapa tahun terakhir memang mendapat serangkaian serangan dari para teroris yang telah menyatakan kesetiaannya kepada ISIS.

Pada bulan November 2015, 130 orang tewas dan banyak korban terluka dalam bom bunuh diri dan penembakan massal di sekitar kota Paris. Pada tanggal 14 Juli 2016, puluhan orang tewas, termasuk anak-anak, ketika sebuah truk menabrak kerumunan besar orang-orang yang sedang menonton pertunjukan kembang api di kota Nice, Prancis selatan yang sedang merayakan hari libur Bastille.

Sumber: BBC.com

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *