Ledug Suro, Tradisi Warga Magetan Menyambut Tahun Baru Hijriyah

HIDAYATUNA.COM – Ledug Suro adalah Tradisi yang berasal dari kota Magetan, Jawa timur. Masyarakat menggelar tradidi ini untuk menyambut tahun baru hijriyah. Ledug Suro merupakan rangkaian acara dengan menggelar kirab Nayoko dan rebutan roti bolu Rahayu.

Tiap kali perayaan ini digelar ribuan warga berbondong-bondong menghadiri tradisi tersebut. Momen tahunan ini menarik minat mereka apalagi jika berkesempatan mendapatkan bolu rahayu. bolu yang di dapat akan di bawa pulang dan dimakan bersama keluarga diyakini akan dapat berkah.

Ledung Suro dengan puncak rebutan bolu rahayu ini merupakan ajang melestarikan budaya bangsa pada umumnya dan budaya Magetan pada khususnya.

Selain sebagai acara rutin, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata dalam bidang budaya Magetan. Kegiatan ini mewakili semua ciri khas daerah Magetan yakni bolu yang merupakan jajanan tradisional khas Magetan.

Sebelum bolu rahayu diperubutkan, digelar kereta kencana. Kereta tersebut dinaiki semua pejabat se SKPD Magetan. Kereta ini memaknai napak tilas zaman kerajaan dengan sebutan nayoko projo. Semua pejabat menaiki kereta kencana keliling kota Magetan.

Pakaian yang dikenakan pejabat adalah batik dengan corak pring sedapur yang merupakan batik khas Magetan. Hal ini sekaligus promosi budaya Magetan.

Tradisi Ledug Suro ini menghabiskan sekitar 20 ribu bolu yang di bentuk dalam rangkaian gunungan, ledug, gong dan lesung. Pembuatanya dilakukan sendiri oleh industri rumah tangga roti bolu yang ada di Kabupaten Magetan dengan waktu persiapan selama satu pekan.

Rebutan bolu rahayu pada perayaan Ledug Suro ini bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat pada setahun terakhir dan memohon berkah pada kehidupan di tahun berikutnya.

Makna dari ngalab atau meraih bolu rahayu tersebut adalah agar pada tahun mendatang kehidupan warga Magetan dan bangsa Indonesia akan lebih baik.