Lebih dari 40 Warga Palestina Diculik Pasukan Israel

 Lebih dari 40 Warga Palestina Diculik Pasukan Israel

Bukti Genosida Palestina oleh Israel: Serang Rumah Sakit hingga Warga Sipil (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Pasukan Israel melancarkan serangan baru di Tepi Barat yang diduduki pada 1 Agustus, menangkap lebih dari 40 warga Palestina.

Dikutip dari kantor berita resmi Palestina, Wafa News Agency mengatakan bahwa serangan Pasukan Israel tersebut terjadi pada Hari Minggu, 31 Juli 2022 dan berlanjut hingga Hari Senin, 1 Agustus 2022.

The Palestinian Prisoner Society (PPS) atau Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa lebih dari dua lusin orang diculik oleh tentara Israel.

Tentara Israel bersenjata berat dari kota Al-Khalil di Tepi Barat selatan yang diduduki dan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan.

Penggerebekan serupa juga dilaporkan di Nablus dan kota terdekat Beit Furik, yang mengakibatkan dua orang ditangkap.

Setidaknya satu orang menderita luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah pasukan Israel menembaki penduduk setempat yang menolak serangan itu.

Di Provinsi Jenin, pasukan Israel menyerbu kota Jayyous dan Sanour dan secara paksa membawa pergi setidaknya empat orang.

Di daerah Ramallah, pasukan Israel menangkap seorang anak laki-laki berusia 17 tahun setelah menyerbu rumahnya di kamp pengungsi Jalazon.

Laporan itu juga mengatakan pasukan Israel menahan seorang pemuda setelah memaksa masuk ke kamp pengungsi Shufat di al-Quds Timur yang diduduki.

Pasukan militer Israel sering melakukan kampanye penangkapan yang luas di seluruh Tepi Barat dengan dalih mencari orang-orang Palestina yang ‘dicari’.

Ribuan warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan orang telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif, yang memungkinkan menahan narapidana Palestina di penjara-penjara Israel tanpa pengadilan atau dakwaan.

Beberapa tahanan Palestina bahkan telah ditahan dalam penahanan administratif hingga sebelas tahun.

Palestina menginginkan Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari negara merdeka masa depan mereka, dan berharap Timur al-Quds di bawah pendudukan Israel sejak 1967, suatu hari akan berfungsi sebagai ibu kota negara berdaulat mereka di masa depan.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *