Lawan Islamophobia, Gadis di AS Berdayakan Muslimah Belajar Bela Diri
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ada satu fenomena unik di Amerika Serikat (AS) baru baru ini. Untuk melawan Islamophobia, banyak muslimah di negeri Paman Sam itu ramai belajar ilmu bela diri.
Bahkan kelas khusus belajar bela diri untuk para muslimah ini telah tersedia di sana.
Penggagas kelas bela diri untuk muslimah, Rana Abdelhamid (16 tahun) memandang perlu seorang muslimah memiliki kemampuan bela diri.
Hal ini mengacu pada pengalaman buruk yang pernah ia alami sendiri. Suatu ketika ia pernah mendapatkan perlakukan tidak mengenakkan.
Rana, gadis AS yang seorang muslimah dan jago bela diri diserang oleh pria di Queens, New York.
Dilansir dari VOA Indonesia, Senin (14/9/2020) pria itu berusaha menarik jilbabnya. Namun dengan sigap, Rana menghadapi pria tersebut.
Pria itu tidak tahu bahwa Rana adalah pemegang sabuk hitam karate. Singkat kata, pria tersebut dipermalukan Rana.
Berkaca dari pengalaman buruknya, Rana ingin memberdayakan sesama muslimah dengan mengajarkan mereka ilmu bela diri.
“Tujuannya, mempersiapkan diri mereka secara fisik dan mental dalam menghadapi sentimen anti-Islam (Islamophobia),” ungkap Rana.
Gadis muslimah keturunan pasangan imigran Mesir di Amerika Serikat ini menjelaskan, kini organisasi yang dibangunnya telah meluas dan bahkan merambah ke sejumlah kota besar di dunia.
“Kebanyakan serangan yang dialami perempuan Muslim bukanlah serangan untuk merebut dompet mereka, melainkan serangan terhadap mereka sebagai perempuan Muslim.
Perempuan Muslim mudah dikenali karena mereka berjilbab. Islamophobia masih eksis di mana-mana, termasuk di Amerika,” jelasnya.
Apa yang dilakukan Rana adalah di luar kebiasaan.
Perempuan Muslim yang menjadi korban kekerasan di Amerika umumnya tidak berdaya, dan akhirnya hanya menjadi bagian dari data statistik polisi yang seringkali tidak jelas penyelesaiannya.
“Tadinya kelas bela diri ini hanyalah kelas kecil. Namun kemudian menjadi sebuah organisasi bernama Prakarsa Perempuan bagi Pemberdayaan Diri atau WISE,” ujar Rana.
Ia menjelaskan, ada fakta cukup memprihatinkan di AS soal perlakuan tidak mengenakkan bagi perempuan muslimah di negeri tersebut. Untuk itu ia berupaya ingin mengubahnya.
“Seiring perjalanan waktu, pemberdayaan muslimah bela diri melalui organisasi itu berkembang cepat di berbagai penjuru AS, dan bahkan melebar ke banyak kota besar di dunia, seperti Edinburgh, Dublin dan Madrid,” ungkap Rana.