Laskar FPI Belajarlah dari Laskar Terdahulu dalam Mempertahankan Kemerdekaan
HIDAYATUNA.COM – Soal penyebutan ‘Laskar’ di Front Pembela Islam (FPI), Desmond J Mahesa, Wakil Ketua Komisi III DPR menyebut seperti jaman perang. Ia bahkan mengkhawatirkan jika Laskar FPI akan memerangi pemerintahan dan membentuk negara Islam.
Supaya tidak menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut hingga menimbulkan fitnah. Ada baiknya Laskar FPI belajarlah dari para pejuang laskar-laskar umat Islam. Laskar-laskar umat Islam ini dimotori oleh ulama-ulama Nusantara. Lalu apa tujuan dibentuknya laskar-laskar umat Islam ini?
Kemunculannya sebagai upaya umat Islam dan ulama mempertahankan kemerdekaan. Kemunculannya tidak dapat dibendung meski berada di luar badan resmi pemerintahan Indonesia.
Laskar FPI barangkali tujuan awalnya sebagai perpanjangan tangan dari laskar-laskar umat Islam ini. Bagi rakyat Indonesia, khususnya yang mengerti sejarah, semestinya tidak perlu khawatir karena Indonesia faktanya mayoritas Islam. Sebab, secara hakikat sebenarnya Laskar FPI turut bertanggung jawab untuk mempertahankan kemerdekaan.
Tentu tidak dengan memecahbelah kesatuan. Ini yang menjadi pemicu kekhawatiran rakyat awam. Ditambah media semakin gencar memberitakan Laskar FPI ketika bentrok, demo, hingga kekerasan-penggusuran lainnya.
Laskar-laskar Umat Islam Sepanjang Sejarah
Laskar-laskar pejuang umat Islam dalam mempertahankan keutuhan NKRI dengan kekuatan tinggi diantaranya Laskar Hizbullah dan Sabilillah. Sementara ada pula kelompok perjuangan umat Islam yang tersebar di beberapa daerah. Dimana ruang lingkupnya sangat kecil di luar kedua laskar yang berafiliasi pada Masyumi tersebut.
Di tengah usahanya mempertahankan kemerdekaan, laskar-laskar pejuang umat Islam ini juga disulut oleh Pasukan Sekutu. Hingga lahirlah peperangan dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Bukan membentuk negara baru.
Kelompok pejuang Islam terdahulu berhasil membantu Tentara Keamanan Rakyat (TKR) saat itu. Hingga pasukan Sekutu dipukul mundur. Keterlibatan pejuang umat Islam ini patut diapresiasi. Pun peran ulama dalam menjaga kemerdekaan Indonesia, tidak dapat dipungkiri hingga saat ini.
Laskar FPI pastilah telah belajar dari sejarah laskar-laskar pejuang umat Islam terdahulu. Sebagai sesama anak negeri, tidak mungkin FPI termakan bujuk rayu kaum pemecah belah bangsa. Apalagi sampai tersulut api adu domba oleh oknum.
Laskar FPI Menegakkan Hukum Islam Bukan Menghukumi Sendiri
FPI sendiri sudah berdiri sejak 17 Agustus 1998. Meski tujuannya yang mulia, yakni menegakkan hukum Islam di negara sekuler masih menjadi pro dan kontra. Namun FPI, anggotanya tetaplah manusia yang mengutamakan persatuan dan kedamaian.
Jangan sampailah, FPI memecah belah kesatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, setelah belajar dari laskar-laskar pejuang umat Islam yang lebih senior tadi.
Satu hal yang perlu diingat oleh Desmond J Mahesa adalah, tujuan FPI menegakkan hukum Islam di negara sekuler. Bukan mendirikan negara Islam. Begitu kiranya niatan mulia laskar FPI di tengah gempuran pemberitaan yang mainstream.
Kalau sudah begini, Laskar FPI pun sudah saatnya berbenah dong. Agenda-agenda berikutnya jangan sampai memunculkan keresahan masyarakat, apalagi sampai ‘senggol sana sini’. Menyebut orang lain tidak lebih baik daripada diri sendiri, seperti yang belakangan viral, misalnya.
Laskar FPI punya PR besar untuk meraih tujuan mulianya, yakni membersihkan cermin gelap yang kadung menempel pada citra FPI. Untuk itu, coba laskar FPI belajar lagi dari laskar-laskar pejuang umat Islam berikut ini sehingga misi pun tercapai. Yakni mempertahankan kemerdekaan, barangkali dengan penegakan hukum Islam yang bukan menghukumi.
Laskar Hizbullah
Laskar ini diinisiasi oleh tokoh Muhammadiyah, di antaranya KH Mas Mansur, H Abdul Karim Amrullah,dan H Mochtar. Selain itu, KH Chalid, KH Jacub, KH Sodri, KH Djunaidi, KH Adnan, dan KH Abdul Majid turut menginisiasi laskar ini.
Hizbullah dibentuk tanggal 8 Desember 1944 sebagai satuan cadangan di bawah organisasi Pembela Tanah Air). Diketuai oleh KH Zainal Arifin, dengan wakilnya Muhammad Roem. Sedangkan KH Mas Mansur sebagai komandan dan Prawoto Mangkusaswito sebagai wakil komandan.
Saat itu masa penjajahan Jepang berlaku di Indonesia sehingga para inisiator ini pun mengajukan diri untuk membentuk laskar pejuang sukarela. Mereka mengajukan kepada pemerintah Jepang demi menjaga pulau Jawa dari Pasukan Sekutu.
Di bawah koordinasi Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia), pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya laskar Hizbullah. Selain laskar Hizbullah, ada pula Angkatan Umat Islam di Kebumen, Asjkar Perang Sabil di Yogyakarta, dan lainnya.
Sedangkan di Jawa Barat dan Jawa Timur banyak sekali laskar pejuang umat Islam yang dibentuk oleh ulama.
Laskar Sabilillah
Laskar Sabilillah memiliki latar belakang tak jauh berbeda dengan laskar Hizbullah. Hanya saja anggotanya berbeda. Laskar ini dibentuk oleh ulama, dan KH Masykur sebagai pemimpinnya dibawah koordinasi Masyumi.
Dalam catatan sejarah, laskar ini juga berperan dalam upaya memukul mundur pasukan Sekutu bersama Hizbullah.
Selain kedua laskar tersebut, perlawanan terhadap pasukan Sekutu yang menyebar rata ini pun melahirkan laskar-laskar pejuang baru. Di daerah-daerah umat Islam pun bersatu menjaga kemerdekaan RI. Pun Laskar FPI, belajarlah dari laskar-laskar pejuang umat islam ini. Tetap menegakkan hukum Islam tanpa menghukumi sendirian dan menghargai perbedaan.