Larangan Rasulullah Mengikuti Perkara Bid’ah
HIDAYATUNA.COM – Rasulullah Saw telah melarang untuk mengiktui perkara bid’ah (hal baru yang diada-adakan dalam agama). Beliau memperingatkan dan memerintahkan untuk menjauhi bid’ah.
Dilansir dari Republika.co.id, dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi. Diriwayatkan dari Aisyah Ra, bahwa dia menuturkan, suatu ketika Rasulullah Saw bersabda,
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد
“Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami yang tidak ada padanya, maka ia tertolak.”
Dari Anas bin Malik Ra, dari Rasulullah Saw bahwasanya beliau pernah bersabda,
من رغب عن سنتي فليس مني
“Barangsiapa yang tidak suka terhadap sunahku, maka dia bukan termasuk golonganku.”
Dari Abdurrahman bin Amr as-Sulami dan Hujr bin Hujr, keduanya bertutur:
Kami pernah mendatangi Irbadh bin Sariyah, seorang sahabat yang diturunkan kepadanya firman Allah SWT.
وَّلَا عَلَى الَّذِيْنَ اِذَا مَآ اَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَآ اَجِدُ مَآ اَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ
“dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka” (At-Taubah ayat 92).
Wasiat Rasulullah
Setelah itu kami mengucapkan salam, kemudian kami berkata: ‘Kami mendatangimu untuk berziarah, menjenguk serta mengambil hadits darimu’. Maka Irbadh menuturkan:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ ” أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Pada suatu hari, Rasulullah Saw mengimami kami. Seusai salat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami. Kemudian menyampaikan nasihat yang amat mendalam sehingga membuat mata kami menangis dan hati kami merasa takut. Lalu seseorang berkata: ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini nasihat perpisahan. Apakah yang akan kau wasiatkan kepada kami?’ Beliau Saw bersabda: ‘Aku mewasiatkan kepada kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah Saw, senantiasa mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun pemimpin kalian adalah seorang sahaya Habasyah. Sungguh, barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, maka niscaya dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak. Oleh karena itu berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang memperoleh petunjuk setelahku. Berpegang teguhlah kepadanya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu perkara agama yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap perkara agama yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu adalah sesat’.”