Larangan Rasulullah Memakan Persembahan Berhala

 Larangan Rasulullah Memakan Persembahan Berhala

Sebuah Percakapan Mengenai Sedekah Laut (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Rasulullah Saw hidup di jaman yang penduduknya pada masa itu masih jahiliyah. Namun Allah SWT selalu menjaga kesucian Rasulullah lahir dan batin.

Sehingga Rasulullah tidak pernah memakan makanan berhala ketika orang di sekitarnya memberikan persembahan untuk berhala. Meski atas nama “kurban”, namun itu bukan atas nama Allah saat menyembelihnya dan Rasulullah pun tidak pernah memakan makanan tersebut.

Hal ini sesuai dengan riwayat Imam Bukhari, Abdullah bin Umar mendengar Rasullah bertemu dengan Zaid bin Amr bin Nafil sebelum wahyu turun kepada beliau. Dia memberikan daging hewan persembahan kepada Muhammad SAW, namun Rasulullah menolak untuk memakannya.

Lalu beliau Saw bersabda, “Aku tidak akan memakan daging yang disembelih atas nama berhala kalian. Dan tidak akan memakan kecuali yang disembelih atas nama Allah SWT.”

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما ، أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث أنه لقي زيد بن عمرو بن نفيل بأسفل ” بلدح ” ، وذلك قبل أن ينزل على رسول الله صلى الله عليه وسلم الوحي ، فقُدِّمت إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم سفرة فيها لحم ، فأبى أن يأكل منها ثم قال : ( إني لا آكل ما تذبحون على أنصابكم ، ولا آكل إلا مما ذكر اسم الله عليه )

Atas dasar inilah, Rasulullah SAW tetap memberlakukan larangan memakan daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah SWT. Sebagaimana Alquran surat Al Baqarah ayat 173 disebutkan:

إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Mahapengampun, Mahapenyayang.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *